Laoran wartawan Tribun Manado Herviansyah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Warga Sulawesi Utara (Sulut) mengonsumsi 600 ton cabai rawit per bulannya. Jumlah tersebut dipasok dari sejumlah daerah penghasil cabai rawit.
"Konsumsi cabai rawit di Sulawesi Utara (Sulut) mencapai 600 ton per bulan," ujar Kabid Perdagangan Dalam Negeri Hanny Wajong, Rabu (8/10/2014).
Wajong menambahkan saat ini pihaknya hanya melakukan pemantauan terhadap ketersediaan cabai rawit di pasaran. Jika pasokannya menurun, pihaknya akan mendatangkan cabai rawit dari luar Sulut seperti dari Gorontalo, Makassar dan Surabaya.
Oleh karena itu pemantauan harus dilakukan setiap hari untuk melihat pasokan bumbu dapur tersebut. " Sedangkan untuk harga tidak bisa dikendalikan karena hal tersebut tergantung dengan pasar," ungkapnya.
Sedangkan mahalnya harga cabai rawit saat ini yang mencapai Rp 60 ribu per kilogram, karena memang pasokan berkurang. Kalau nantinya pasokan berkurang dan telah diluar ambang batas yang ditentukan, maka Disperindag akan mendatangkan cabai rawit dari luar daerah. "Namun sampai saat ini masih belum perlu untuk mendatangkan cabai rawit dari luar," ungkapnya.
Kurangnya cabai rawit saat ini karena kemarau yang sedang melanda Sulut, sehingga produksi cabai rawit menjadi menurun. "Kalau panas seperti sekarang ini, produksi cabai rawit menurun, sehingga harga menjadi naik," katanya.
Namun demikian hal tersebut diharapkan tidak berlangsung lama, karena produksi cabai rawit akan kembali normal kembali.
Anda sedang membaca artikel tentang
Saat Ini Harga Cabai Rawit di Sulut Mahal
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/10/saat-ini-harga-cabai-rawit-di-sulut.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Saat Ini Harga Cabai Rawit di Sulut Mahal
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Saat Ini Harga Cabai Rawit di Sulut Mahal
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar