Menepis Mitos Kanker

Written By Unknown on Kamis, 09 Oktober 2014 | 11.35

Nita Nursepty
* Pendiri dan Sekretaris Makassar Cancer Care Community

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bulan Peduli Kanker Payudara (Breast Cancer Awareness Month) diperingati setiap Oktober di seluruh dunia. Payudara dan wanita, adalah sepertinya dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Wanita yang payudaranya memiliki tumor jinak maupun ganas bisa dipastikan akan merasa "shock" berat.

Kanker adalah sebuah penyakit yang dianggap mematikan dan sangat ditakuti banyak orang. Tak heran pada Hari Kanker Sedunia Februari lalu mengangkat tema "Debunk the Myths" atau menepis mitos tentang kanker. Yang muncul di masyarakat tentang kanker memang sangat meluas dan membuat takut. Penulis memandang perlu agar kampanye pengenalan, penyadaran, dan pencegahan kanker payudara yang massif menjadi kegiatan yang rutin dan bukan giat pada Oktober saja.

Fakta tentang kanker 70 persen penderita berada di negara berkembang dan pada 2030 diprediksi 27 juta orang terdiagnosa kanker. Sedangkan insiden kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang menyerang wanita di seluruh dunia. Bahkan penyakit kanker payudara paling banyak ditemukan di Sulsel dibandingkan di provinsi lain di seluruh Indonesia.

Apa saja mitos kanker yang berkembang di masyarakat luas tentang kanker?

Mitos pertama, "Kita tidak perlu membicarakan kanker". Bagi kaum perempuan, lebih baik membicarakan busana, make up, hijab, dan lingerie untuk payudara mereka. Mereka jarang membicarakan payudara mereka sebagai aksesoris yang harus mendapatkan perlindungan kesehatan dan bukan sekadar keindahan belaka. Para wanita hendaknya jangan merasa tabu membicarakan kanker. Terlebih mereka yang divonis memiliki tumor jinak ataupun ganas. Para wanita yang mengerti kanker dapat melakukan pencegahan dan membantu orang disekitarnya untuk memahami kanker.

Mitos kedua, "Kanker tidak memiliki tanda dan gejala". Para wanita umumnya mengatakan bahwa kanker tidak ada tanda dan gejala. Alam semesta yang diciptakan Allah memiliki tanda, mendung jika hari mau hujan. Begitupun kanker ada tanda-tanda yang bisa dikenali, terutama kanker payudara. Tanda-tanda yang umum adalah benjolan dan cairan yang keluar dari puting susu. Jadi faktanya adalah pada hampir semua kanker terdapat tanda dan gejala yang khas, bila kita teliti dan memperhatikan.

Mitos ketiga, "Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk kanker". Betulkah kita tak berdaya terhadap kanker? Para wanita adalah sosok yang kuat dan lebih tangguh dari pria. Wanita dapat melakukan tindakan dari level individu, komunitas, maupun pembuat kebijakan. Paling tidak tiga kanker terbanyak dapat dicegah bila kita mau bertindak. Kanker payudara dapat dideteksi sejak dini dengan melakukan "Sadari" atau periksa payudara sendiri. Kanker serviks atau leher rahim bisa dicegah dengah pap smear. Kanker paru-paru bisa dihindari dengan kampanye antirokok, antiminuman keras, dan pola hidup sehat lainnya.

Sebagai penggagas komunitas kanker, penulis sangat merasa pentingnya usaha-usaha edukasi yang terus-menerus dengan lembaga kesehatan ataupun dinas kesehatan dan pihak rumah sakit untuk menyebarluaskan pentingnya pengenalan penyakit kanker pada wanita tersebut. Komunitas dan para instansi maupun para pembuat kebijakan di legislatif hendaknya bekerja sama dalam program kesehatan yang intensif sekaligus menghilangkan mitos tentang kanker di pedalaman/pedesaaan.

Mitos keempar, "Saya tidak punya hak dalam pengobatan kanker". Siapa yang mengatakan bahwa seseorang tidak berhak dalam pengobatan kanker? Faktanya setiap orang berhak mendapat pengobatan medis bila terkena kanker, setiap warga sejajar dalam mencari pengobatan. BPJS Kesehatan telah mengeluarkan produk JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional dengan premi sangat ringan.

Lawan mitos

Faktor budaya sangat kuat tertanam di masyarakat terutama pedesaan. Mereka lebih percaya dukun dan menilai kanker adalah kutukan, santet, atau guna-guna belaka.

Hambatan kultural mesti diperangi dengan pendekatan spiritual dan agama pun menentang umatnya berpikir seperti ini. Budaya malu memeriksakan organ reproduksi wanita juga menjadi penghambat untuk mencegah penyakit ini. Payudara dan organ intim wanita harus diintip oleh paramedis dan dokter tetapi wanita masih enggan apalagi jika diperiksa oleh bukan muhrim.

Faktor mental cukup dominan menghambat mitos. Para wanita tidak bertindak secara individu karena ketakutan yang luar biasa, perasaan berlebihan, takut kehilangan pasangan akibat pengobatan (bedah tumor payudara) dan hilangnya rasa percaya diri.

Faktor ekonomi tidak selalu menghilangkan mitos. Keterbatasan ekonomi hanya berlaku bagi wanita tidak mampu. Mereka tidak mempunyai biaya transportasi dan akomodasi dalam proses pemeriksaan pencegahan ataupun fase pengobatan akibat jarak tempuh layanan rumah sakit di daerah kabupaten sangat minim. Mereka juga merasa tidak mampu mencari tempat tinggal selama pengobatan. Kaum wanita dan keluarga harus menyadari pentingnya kesehatan sehingga mereka wajib memiliki JKN yang dikeluarkan BPJS. Karena pelayanan pasien JKN/Askes/BPJS dan pasien adalah memiliki hak yang sama.

Kalangan wanita berpunya pada awalnya enggan ke medis bukan karena tidak mampu membayar biaya pengobatan. Tetapi mereka lebih memilih alternatif dan herbal sebagai cara penanganan penyakit yang diderita.

Dari persoalan yang muncul tersebut usaha penyadaran (awareness) dan kepedulian (caring) terhadap kesehatan wanita khususnya harus terus dilakukan. Rumah sakit hendaknya menambah tenaga ahli wanita yang memeriksakan kesehatan payudara dalam konsultasi, mengajarkan bagaimana cara "Sadari". Kaum suami harus mendukung pasangannya agar tetap memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Partisipasi warga untuk memiliki asuransi kesehatan/JKN harus terus ditumbuhkan di negara berkembang dengan ketimpangan sosial yang cukup tinggi. Warga tidak mampu masih bisa mengurus jaminan kesehatan dengan cuma-cuma.

Ayo kaum perempuan, mari bekerja sama atasi masalah budaya, mengubah pola pikir kita, dan memotivasi sesama untuk berani melawan penyakit terutama kanker payudara tidak hanya pada Oktober ini. Salam komunitas!


Anda sedang membaca artikel tentang

Menepis Mitos Kanker

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/10/menepis-mitos-kanker.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Menepis Mitos Kanker

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Menepis Mitos Kanker

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger