Jangan Lupakan Hukum Cinta Kasih

Written By Unknown on Minggu, 19 Oktober 2014 | 11.35

Pastor Agustinus Sumaraw
(Vikep Kevikepan Tonsea dan
Pastor Paroki Santo Paulus Lembean)

TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa waktu lalu sekelompok aktivis Front Pembela Islam (FPI) berdemo menentang pelantikan Ahok menjadi gubernur Jakarta. Para pendemo yakin mereka telah melakukan sesuatu yang benar. Namun ada pihak lain juga menganggap kelompok ini melakukan hanya untuk mengacau, dan melawan hukum positif di dalam negara atau masyarakat.

Umat terkasih, menjadi penganut agama yang baik dan menjadi warga negara/masyarakat yang baik sepertinya tidak selalu sejalan dan searah.

Dalam konteks kristiani, sering terdapat kelompok sempalan yang mengajak umatnya untuk tidak usah tunduk kepada pemerintah bahkan ada yang cenderung ekstrem mengutamakan sabda dan doa tapi lupa melayani sesama dan terlibat dalam masyarakat.

Bacaan pertama dan injil yang dibacakan di semua gereja Katolik se-dunia hari ini mencoba membantu kita untuk melihat bagaimana seharusnya kita hidup menjadi warga negara dan masyarakat yang baik sekaligus penganut agama yang takwa.

Di Injil kita mendengar bagaimana kaum Farisi yang mau menjebak Yesus agar bisa ditangkap mengajukan pertanyaan tajam."Bolehkah membayar pajak kepada kaisar?"
Kalau Yesus menjawab ya (boleh), berarti taat kepada penjajah, Dia dianggap pengkhianat dan langsung ditangkap. Kalau Yesus menjawab tidak (boleh), Yesus bersalah karena Ia memberontak terhadap penjajah dan bisa ditangkap. Tapi Yesus tahu benar akal bulus mereka. Yesus meminta uang yang dipakai untuk membayar pajak itu. Ia balik memberikan pertanyaan tajam.

"Gambar dan tulisan siapa ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan kaisar".

Maka meluncurlah dari mulut Yesus kata-kata bijak: "Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan berikanlah kepada Allah yang menjadi hak Allah"
Kelihatannya Yesus memberikan jawaban diplomatis dan seimbang. Kaum Farisi tidak mampu beraksi lagi. Mereka merasa kalah. Jebakan mereka tak mempan. Mereka pasti jengkel tapi diam saja.

Umat terkasih, jawaban Yesus kedengarannya biasa-biasa saja. Padahal jawaban dan terutama pertanyaan "Gambar dan tulisan siapa ini" amat kritis. Itu berisi gugatan bahkan serangan balik yang amat keras dari Yesus bagi Farisi yang munafik.

Mereka menganggap diri nabi, mengaku diri pemimpin yang  tahu semua aturan agama, juga  penjaga hukum Musa tapi ternyata mereka menyimpan dan memakai mata uang orang kafir.

Berarti hidup iman mereka amat dibatasi oleh ketakutan kepada penguasa Roma yang kafir saat itu dan mereka secara ekonomi tergantung pada penjajah. Mereka mau mempersalahkan Yesus padahal mereka saat itu juga sedang bersekutu dengan penjajah yang kafir dan najis.

Sebenarnya pertanyaan Yesus "Gambar dan tulisan siapa ini" mau mengungkapkan atau membuka kebenaran yang sebenarnya lebih menyudutkan kaum Farisi karena gambar seseorang  mengambarkan otoritas,  kuasa dan kepemilikan orang itu terhadap benda itu sendiri.  Mata uang yang bergambar kaisar adalah milik kaisar dan semua yang memakai uang itu harus taat kepada kaisar. Kaum Farisi ternyata mengakui dominasi Roma terhadap mereka karena menggunakan mata uang itu.

Lebih dalam ini, Yesus mengingatkan bahwa orang Farisi telah gagal menyadari bahwa mereka adalah citra Allah, gambar Allah. Setiap orang Israel tahu dan sadar bahwa mereka diciptakan menurut gambar Allah seperti dikatakan dalam kitab Kejadian 1:27. Karena itu Allah-lah yang seharusnya berkuasa dan mendominasi hidup mereka. Yang menyandang gambar dan citra Allah harus menempatkan Allah sebagai penguasa penuh atas diri-Nya, berbakti dan menjadi pengabdi kepada sesama.

Bacaan pertama memberikan contoh pengabdi masyarakat yang baik. Pengabdi masyarakat yang baik tidak harus seorang yang sudah mengenal Allah, sudah beragama, sudah beriman. Koresy, raja Persia yang juga diciptakan menurut gambaran Allah sudah dipakai-nya untuk membawa pulang bangsa Israel dari pembuangan. Koresy bukan orang beriman, tapi ia adalah Gambar Allah. Ia adalah manusia yang baik dan manusia ini yang didampingi Allah untuk hal yang baik kepada sesamanya.

Dalam bacaan kedua, rasul Paulus pun memuji umat Tesalonika sebagai citra Allah atau gambaran Allah karena mau membantu saudara saudarinya yang berkekurangan dengan amal kasih.

Jadi yang amat penting dalam hidup bersama bukan membedakan mana yang menjadi hak kasiar, mana yang menjadi hak Allah, tapi mau menyadari setiap saat bahwa kita sudah tercipta menurut "Gambaran Allah". Manusia moderen memang gemar memilah-milah, cenderung membeda-bedakan dan memisahkan kewajiban kepada Allah dan kepada sesama. Pernyataan Yesus tentang citra atau gambar tadi telah mengungkapkan kesejatian panggilan setiap manusia untuk tak perlu memilah-milah dua kewajiban itu apalagi mempertentangkannya.

Manusia menjadi baik dan menjadi warga negara yang baik karena kesadarannya sebagai citra Allah. Jika setiap orang sadar bahwa ia citra Allah, dia harus menjadi pencipta bukan perusak atau pemusnah, harus jadi pengasih bukan pembenci, menjadi pengampun dan bukan pendendam, menjadi penyabar dan bukan tukang pukul, menjadi pengertian dan bukan suka mencari gara-gara.

Seorang citra Allah cuma mengenal satu hukum yaitu hukum cinta kasih. Di dalam hukum cinta ini, seorang kristiani menjadi manusia dengan dua kewarganegaraan sekaligus: warga Gereja dan warga negara. Mari kita bersama-sama menjadi manusia yang baik, manusia pembangunan, adil, penyabar, penuh pengertian, penuh cinta kasih, kita benar-benar menjadi citra Allah. Kalau semua menjadi citra Allah, aman dan damailah negara kita ini.(*)

Baca selengkapnya di Tribun Manado edisi cetak hari ini, Minggu (19/10/2014).

Update terus informasi terbaru di www.tribunmanado.co.id


Anda sedang membaca artikel tentang

Jangan Lupakan Hukum Cinta Kasih

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/10/jangan-lupakan-hukum-cinta-kasih.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Jangan Lupakan Hukum Cinta Kasih

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Jangan Lupakan Hukum Cinta Kasih

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger