Strategi Investasi Berdasarkan Kategori Saham

Written By Unknown on Selasa, 16 September 2014 | 11.35

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sudah jadi hal yang lumrah jika di pasar saham sering para investor mendengar atau membaca informasi yang membahas tentang saham lapis pertama, lapis kedua, dan saham lapis ketiga.

Sesungguhnya tidak ada kategori resmi yang berlaku di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang membagi tiga kelas saham seperti itu. Tetapi dalam praktik transaksi di pasar, kerap terjadi pengkategorian seperti itu.

Sudah lazim terjadi, para analis saham pun kerap memberikan pandangan tentang saham lapis pertama, lapis kedua dan lapis ketiga ini. Agar tidak membingungkan, tidak ada salahnya investor punya gambaran tentang pengkategorian saham model ini.

Umumnya pengkategorian mengacu pada kisaran nilai kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Sebagaimana lazimnya, kapitalisasi pasar saham dihitung dari jumlah saham yang tercatat dikalikan harga sahamnya. Contoh, jumlah saham tercatat dari emiten XYZ sebanyak 5 juta lembar, dengan harga per lembar Rp1.000. Dengan demikian nilai kapitalisasi pasar saham A sebesar Rp5 miliar.

Saham-saham dengan nilai kapitalisasi tertinggi atau sekitar 30% teratas disebut saham lapisan pertama. Selanjutnya pada level tengah, disebut saham lapis kedua, dan yang terbawah disebut Saham-saham favorit pasar pada kelompok blue chips sudah lazim dikategorikan saham lapis pertama.

Blue chips stocks adalah jenis saham yang digolongkan sebagai saham perusahaan yang unggul, dilihat dari nilai kapitalisasi pasar yang tinggi. Disebut saham blue chips karena perusahaan secara berkesinambungan membukukan kinerja keuangan yang relatif bagus, dan memberikan dividen dalam Perusahaan yang sahamnya digolongkan sebagai saham blue chips umumnya memiliki posisi yang penting dan biasanya menjadi pemimpin di industrinya serta sering menjadi rujukan di sektor usahanya.

Bursa Efek Indonesia mengelompokkan saham-saham blue chips ke dalam daftar indeks saham LQ 45 atau 45 saham terlikuid atau yang paling aktif ditransaksikan.Saham blue chips menarik buat investor yang mencari investasi yang berkualitas yang menawarkan tingkat dividen tinggi dan punya potensi pertumbuhan yang konsisten naik.

Saham jenis ini biasanya dibeli untuk tujuan investasi jangka panjang. Alasannya, tingkat risiko dari saham-saham ini relatif rendah. Saham kelompok ini layak dibeli dipilih untuk mendapatkan imbal hasil memadai dan dapat diandalkan. Akibatnya, saham jenis ini biasanya dijual dengan harga yang relatif tinggi.

Sementara saham lapis kedua, atau disebut juga mid-cap stocks dan lapis ketiga atau small-cap stocksadalah saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya di bawah saham-saham blue chips. Kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham lapis kedua, apalagi lapis ketiga, tidak sebaik perusahaan yang sahamnya dikatagorikan blue chips.

Dividen yang dibagikan pun umumnya kecil atau bahkan tidak membagikan dividen. Hal ini terjadi karena perusahaan umumnya sedang dalam tahap investasi atau pengembangan usaha. Menariknya, saham ini umumnya berharga murah, dan akan melonjak tinggi (memberikan potensial capital gain tinggi) ketika pengembangan perusahaan membuahkan hasil yang Sejumlah investor yang umumnya dikategorikan sebagai risk taker atau investor yang berani mengambil risiko senang pada saham-saham lapis kedua dan lapis ketiga.

Lantaran, potensi pertumbuhan perusahaan umumnya tinggi. Biasanya perusahaan-perusahaan baru akan bertumbuh lebih cepat dari perusahaan yang besar dan sudah beroperasi lama. Yang perlu dicermati ketika berinvestasi pada saham lapis kedua dan ketiga adalah memahami bisnis dan perusahaan yang Memahami jenis bisnis yang digeluti, berarti memahami risiko dan peluang bisnis ini.

Dalam suatu waktu, saham-saham yang saat ini ada di lapis kedua, bisa saja naik kelas menjadi saham lapis pertama jika sudah berkembang menjadi perusahaan besar. Investor-investor yang memiliki perusahaan investasi banyak yang mengincar saham-saham lapis kedua dan ketiga. Mereka menjadi pemegang saham mayoritas, kemudian membenahi perusahaan, menambah modal, mengembangkan jaringan pemasaran dan memperbaiki laporan keuangan.

Ketika perusahaan sudah bertumbuh menjadi perusahaan yang berkinerja bagus yang berkorelasi positif terhadap harga sahamnya, para investor umumnya menjual kembali dan mengalihkan kepemilikannya dengan keuntungan yang besar. Investor bisa memilih sesuai kemampuan masing-masing, membeli saham lapis pertama, kedua, atau ketiga. Yang terpenting mengerti dan memahami saham-saham yang hendak dipilih, dan berinvestasilah untuk masa depan anda.

Informasi saham hari ini bekerjasama dengan Bursa Efek Indoensia.


Anda sedang membaca artikel tentang

Strategi Investasi Berdasarkan Kategori Saham

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/09/strategi-investasi-berdasarkan-kategori.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Strategi Investasi Berdasarkan Kategori Saham

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Strategi Investasi Berdasarkan Kategori Saham

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger