TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo merupakan contoh pemimpin yang berani mengambil sikap dalam menghilangkan dikotomi Islam - nonIslam atau Jawa - nonJawa.
Jokowi, sapaan bekennya, dipandang mampu menghilangkan sekat kepala daerah mengenai isu SARA yang bisa memecah belah masyarakat.
Sewaktu menjadi Walikota Solo, Jawa Tengah, Jokowi berpasangan dengan wakilnya seorang beragama minoritas yakni Katolik. Saat bertarung di Pilkada DKI Jakarta, Jokowi juga berpasangan Basuki T Purnama. Basuki adalah seorang politikus Gerindra yang beragama Kristen dan etnis Tionghoa.
"Di Jakarta seorang jenderal pun tidak berani mengambil (wakilnya) minoritas. Ini dobel minoritas. Tionghoa dan Kristen (Basuki)," ujar pendiri Soegeng Sarjadi Syndacate, Sukardi Rinakit, saat seminar 'Mencari Presiden Dambaan Rakyat' di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Sukardi pun mengatakan persoalan Jawa-nonJawa, Muslim-nonMuslim, harusnya sudah selesai dan tidak lagi dipersoalkan pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres).
"Harusnya selesai urusan itu. Perdebatan wakil presiden menurut saya bebas. Siapa pun. Bahkan dari Papua. Jokowi memberikan contoh," tukas Rinakit.
Anda sedang membaca artikel tentang
Jokowi Pemimpin yang Patut Dicontoh
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/04/jokowi-pemimpin-yang-patut-dicontoh.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jokowi Pemimpin yang Patut Dicontoh
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jokowi Pemimpin yang Patut Dicontoh
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar