TRIBUNMANADO.CO.ID - Serangan samurai oleh orang tak tak dikenal pada Rabu (8/1/2014) lalu masih lekat di benak Valen Pemba, anggota polisi di Kota Tomohon, yang nyaris menjadi korban. Namun sebenarnya serangan itu juga dirasakan warga.
Tak hanya polisi yang memiliki tanggung jawab menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kota Tomohon. Pemerintah dan masyarakat juga turut bertanggung jawab.
Makanya, pasca penyerangan menggunakan samurai oleh orang tak dikenal di Kelurahan Tumatatangtang I, Kecamatan Tomohon Selatan, hingga membuat rumah anggota polisi Jemmy Pemba rusak, pemerintah menginstensifkan penanganan kamtibmas dengan mengerahkan seluruh anggota pelindung masyarakat (linmas).
"Di Tomohon ada sekitar 750 anggota linmas yang tersebar di 44 kelurahan. Semuanya akan dikerahkan untuk menjaga kamtibmas di wilayahnya tetap kondusif. Jadi, tak hanya di Tumatangtang," kata Arnold Poli, Sekretaris Pemerintah Kota Tomohon, Sabtu (11/1/2014).
Ia mengungkapkan, penyerangan oleh orang tak dikenal menggunakan samurai, apalagi hingga menyerempet ke rumah aparat Kepolisian tanpa alasan yang jelas, menimbulkan keresahan dan ketakutan di kalangan masyarakat. Maka itu, pencegahan dini harus dilakukan. Warga diharapkan melaporkan ke pihak berwajib jika ada orang yang mencurigakan atau membawa senjata tajam dengan tujuan tidak jelas.
"Peristiwa penyerangan itu memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat dan pemerintah agar tidak terlena dengan kondusifnya kamtibmas yang tercipta selama ini. Ternyata gangguan keamanan juga bisa terjadi oleh ulah orang-orang tak bertanggung jawab. Makanya, jika menemui mereka segera dilaporkan untuk ditindak, jangan main hakim sendiri," ungkapnya.
Laporan, kata dia, dapat disampaikan kepada linmas terlebih dahulu sebagai ujung tombak pemerintah, sebab ada personel yang siaga di tiap lingkungan ketika kerawanan muncul.
"Linmas sekarang bertugas tak hanya di pos kamling, tapi juga bisa melakukan ronda malam bersama warga dan polisi sebab memiliki tanggung jawab untuk memberikan ketenangan bagi semua pihak. Apalagi Tomohon menjadi pilot project Mapalus Kamtibmas di Sulawesi Utara," kata Poli.
Yari, anggota linmas, mengaku siap bekerja penuh untuk menjaga kamtibmas tetap kondusif, sehingga masyarakat bisa melakukan aktivitas tanpa dihantui rasa takut.
"Tugas kami sebagai linmas memang untuk menjaga kamtibmas tetap kondusif sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan lancar. Jika ada ancaman maka penanganannya dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan polisi agar prosesnya sesuai hukum yang berlaku," tukasnya.
Adapun polisi masih memburu pelaku penyerangan tersebut setelah mendapat gambaran dari saksi-saksi. "Jika tertangkap akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Diharapkan masyarakat menyerahkan penanganan masalah ini sepenuhnya kepada polisi, sebab ini kriminal murni, jangan main hakim sendiri," kata Kabag Ops Polres Tomohon Komisaris Alkat Karouw.
Valen Pemba sendiri hingga kini masih trauma dengan kejadian tersebut. Pria 24 tahun itu masih takut keluar rumah untuk beraktivitas seperti biasanya, mengingat penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang itu tanpa didasari alasan jelas. Ia sendiri mengaku terus meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari dan mencegah adanya aksi serupa.
"Terus terang hingga kini saya masih trauma. Wajah mereka masih sering terbayang di mata dan pikiran saya. Niat mereka kelihatan malam itu memang untuk membunuh, tanpa alasan jelas, tidak untuk tujuan yang lainnya," tutur polisi yang bertugas di Polsek Tomohon Tengah itu.(warstef abisada)
Anda sedang membaca artikel tentang
Valen: Wajah Mereka Sering Terbayang
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/01/valen-wajah-mereka-sering-terbayang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Valen: Wajah Mereka Sering Terbayang
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Valen: Wajah Mereka Sering Terbayang
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar