Bendi di Manado Hanya Muncul di Pagi Hari

Written By Unknown on Kamis, 25 April 2013 | 11.35

Tribun Manado - Kamis, 25 April 2013 11:44 WITA

Laporan wartawan Tribun Manado David Manewus

TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO-

Langkah kaki kuda mulai terdengar di jalanan beton antara Paniki dan Pasar Perum Rabu (24/4) sekira pukul 07.00 pagi. Langkah itu terdengar ramai karena mendendangkan bunyi sekitar belasan Bendi. Sebuah jumlah yang tak banyak berubah  dengan awal  lahirnya angkutan ini di Paniki walaupun bunyinya tak lagi sering. Sekira pukul 10.30 bunyi itu mulai menghilang bersamaan dengan pulangnya sang kusir ke rumahnya.

Joseph Sigar (46) pun satu diantara beberapa kusir yang masih bertahan. Ketika ditemui di rumahnya di Paniki Bawah, ia masih membuka baju melepas lelah di ruang tamu rumah. Dengan menarik  napas panjang, Sigar pun menceritakan pasang surut angkutan tradisional ini.

"Saya bekerja sebagai kusir bendi di tahun 1992. Untuk Paniki memang masih baru dibandingkan daerah lain di Minahasa. Itu bersamaan dengan munculnya mikrolet," kata Joseph Sigar (46). Joseph sendiri mulai "mengemudikan" bendinya sejak tahun umur 26 tahun.

Awalnya Joseph hanya coba-coba. Ia mendengar orang punya penghasilan lumayan. Ia kemudian membeli empat bendi. Satu untuk dibawanya sendiri dan tiga untuk dibawa kusir yang lain. Mereka harus menyetor kepadanya uang Rp 20.000.

"Saat itu mereka harus menyetor Rp 20.000 dengan kerja pagi sampai sore. Ongkos penumpang saat itu hanya Rp 300. Yang satu saya bawa sendiri di pagi hari saja dan saya bisa punya uang Rp 20 ribu dari kerja saya sendiri,"kata Sigar

Sigar memperoleh untung yang sedemikian banyak karena banyaknya penumpang.  Maklum, mikrolet melayani penumpang dengan trayek tertentu. Sedangkan mereka bisa membawa penumpang ke mana saja ia mau tapi masih di daerah sekitar Paniki.

"Yang membuat kami mulai kesulitan sama dengan angkutan yang lain karena mulai beroperasinya ojek. Penumpang lebih banyak memilih ojek karena lebih cepat,"ujar Sigar

Saat ini, Sigar dan teman-temannya lebih banyak bekerja pagi. Uang setoran yang diberikan kepadanya masih Rp 20 ribu tapi ia masih untung karena ongkosnya sudah Rp 3 ribu untuk daerah pelayanan sekitar 2 km.

"Sekarang saya tinggal punya satu bendi milik saya sendiri. Yang lain sudah diambil kusir yang dulu saya pekerjakan sudah memiliki bendi yang mereka biasa pakai. Saya meminta mereka menyetor untuk beberapa tahun dan setelah itu mereka memilikinya. Saya dapat Rp 60 ribu sampai Rp 60 ribu per hari dengan kerja santai,"tutur Sigar

Hasil lumayan pun bisa diperoleh Sigar. Selain tanah yang luas, tiga motor yang yang berjejer di  belakang rumah, ia bisa memperoleh beberapa barang mewah. Bahkan ruang tamunya kelihatan mewah.
 
"Memang ini rumah peninggalan orang tua. Saya yang menambahkan perabotnya. Untuk anak memang belum kelihatan. Anak saya masih kecil jadi belum kelihatan hasilnya. Saya kan menikah di usia 33 tahun,"kata Sigar

Sigar memang tidak menampik banyak yang mencibir usahanya ini. Beberapa teman-temannya mengodanya dengan menyebut pekerjaaan ini bukan pekerjaan yang baik . Tapi kecintaannya memelihara ternak di masa kecil mengusir rasa malunya itu.

"Saya beternak sapi di waktu kecil. Jadi dari kecil saya sudah biasa dekat dengan hewan. Kakak memberikan mobil dan saya juga membeli motor dan saya sudah mencobanya tapi akhirnya saya tidak suka,"ujar Sigar

Sigar juga menyebut bodi Bendi dapat ditemukan dengan mudah Tondano. Bodi Bendi seharga Rp 4 juta di masa sekarang. Di tahun 90-an, Bodi Bendi hanya Rp 2, 5 juta.

"Jika ada kerusakan, paling hanya ban-nya saja. Harganya Rp 500 ribu. Itupun hanya tiga sampai empat tahun. Bendi sendiri bertahan enam sampai tujuh tahun.

Menanggapi hal itu Donal Wilar, Kasie Dal Ops Dishub Manado ketika dihubungi mengatakan pada prinsipnya yang mereka lakukan adalah demi kepentingan masyarakat. Bendi hanya menjadi kendaraan alternatif.

"Itu sama seperti ST-20. Itu kan kurang cocok dengan mode kendaraan moderen di jaman sekarang. Akan tetapi itu tetap dipertahankan,"kata Wilar

Wilar kemudian tidak bersedia berkomentar ketika ditanya soal peruntukkan kendaraan untuk kendaraan wisata.

"No Comment,"kata Wilar  sambil tertawa.  (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Bendi di Manado Hanya Muncul di Pagi Hari

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/04/bendi-di-manado-hanya-muncul-di-pagi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Bendi di Manado Hanya Muncul di Pagi Hari

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Bendi di Manado Hanya Muncul di Pagi Hari

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger