Kisah Relawan PMI Sulut, Meski Hamil Tetap Jalankan Tugas Kemanusiaan

Written By Unknown on Rabu, 31 Desember 2014 | 11.36

Laporan wartawan Tribun Manado Fionalois Watania

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO  - Menjalankan tugas kemanusiaan adalah bukan suatu hal yang mudah. Namun, jika dikerjakan dengan tulus hati dengan tekad yang kuat, maka tantangan apa pun yang dihadapi akan bisa terlewati.

Hal inilah yang menjadi keyakinan Hesty Katiandagho. Salah satu anggota Korps Sukarelawan (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Markas Kota Manado (UMKM) ini.

Bahkan meskipun dalam kondisi hamil tujuh bulan, wanita berumur 28 tahun ini tetap menjalankan tugas kemanusiaan pada saat badai hujan yang menerpa Kota Manado (29/12) lalu.

"Tadi malam kita stay di markas PMI Kota Manado dari pukul 21.30 WITA hingga 03.00 WITA. Karena dalam keadaan hamil, jadi tidak turun lapangan memantau situasi dan kondisi beberapa daerah yang banjir. Tugas saya juga hanya mencatat informasi yang penting seperti ketinggian air berdasarkan informasi dari teman-teman relawan," katanya kepada Tribun Manado, Selasa (30/12).

Dia mengaku selama menjalankan tugas kemanusiaan tidak ada pengeluhan atau rasa sakit yang dia rasakan. "Saya bersyukur selama menjalankan tugas tidak ada keluhan. Saya sehat dan kuat. Lagipula tugas saya hanya stay di markas. Apalagi ditemani suami. Kebetulan suami juga salah satu relawan disini," ujar istri dari John Kobis, Komandan Satuan siaga bencana (Satgana) PMI Kota Manado.

Hesty yang mengandung anak pertama ini mengaku tulus mengerjakan tugas kemanusiaan untuk membantu sesama. "Sejak awal masuk PMI bulan Agustus 2013 lalu saya termotivasi untuk membantu sesama. Apalagi tugas yang kami kerjakan tidak mengharapkan imbalan. Bagi saya tugas relawan tidak dapat diukur dengan uang. Tapi bagaimana dengan tulus memberikan kebahagiaan bagi sesama ketika mereka membutuhkan," tuturnya.

Perempuan yang berdomisili di Sindulang ini pun terkenang ketika membantu korban bencana banjir bandang pada Januari lalu. "Waktu itu kami harus mengantarkan makanan kepada korban bencana pada pukul 00.00 WITA. Padahal kami menggunakan motor. Tapi karena jalanan penuh dengan lumpur, akhirnya kami pun jalan kaki hingga sampai ke posko bantuan banjir," terangnya.

Dia menambahkan rasa capek pu langsung hilang tatkala melihat senyuman dan kebahagiaan para korban. "Semua tantangan langsung lenyap ketika melihat senyuman para korban bencana," ungkapnya lalu tersenyum.

Dia berharap agar Kota Manado terbebas dari bencana. "Semoga banjir bandang tidak terulang kembali. Kami para relawan akan terus memantau situasi cuaca. Jika cuaca ekstrim kembali mengancam, maka kami dengan sigap akan membantu para warga," katanya.

Dia menambahkan kemungkinan tahun baru nanti akan merayakannya di markas PMI. "Beginilah tugas kami, kalaupun melewati tahun baru di markas, harus tetap melewatinya dengan sukacita. Apalagi ditemani teman-teman dan suami," tutupnya. 


Anda sedang membaca artikel tentang

Kisah Relawan PMI Sulut, Meski Hamil Tetap Jalankan Tugas Kemanusiaan

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/12/kisah-relawan-pmi-sulut-meski-hamil.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kisah Relawan PMI Sulut, Meski Hamil Tetap Jalankan Tugas Kemanusiaan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kisah Relawan PMI Sulut, Meski Hamil Tetap Jalankan Tugas Kemanusiaan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger