"Doktor" Susi Pudjiastuti

Written By Unknown on Sabtu, 01 November 2014 | 11.36

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setelah sekian lama Indonesia terkungkung dengan paradigma "negara agraris" dan "negara kepulauan", Presiden Joko Widodo mendobrak kesalahpahaman yang sudah mengakar ini dengan mengeluarkan jargon baru: Indonesia, Poros Maritim Dunia.

Dalam pidato pertamanya seusai dilantik menjadi Presiden, Joko Widodo menggarisbawahi bahwa sudah terlalu lama bangsa ini memunggungi laut, memunggungi selat, memunggungi riwayat sejarah bangsa ini sebagai bangsa pelaut.

Benang merah kepemimpinan Joko Widodo sangat mudah dimengerti. Pemimpin baru ini ingin menjadikan Indonesia sebagai bangsa pelaut. Dari laut, kejayaan itu akan dimulai.

Menariknya, dari sekian banyak pilihan doktor dan cendekiawan kelautan di negeri ini,  Joko Widodo justru menambatkan pilihannya pada seorang perempuan yang riwayat pendidikan kelautannya kurang jelas. Jangankan menyandang gelar doktor, SMA pun dia tidak tamat.

Adalah Susi Pudjiastuti. Fenomena baru di negeri ini. Joko Widodo menganggapnya mampu membawa Indonesia kembali pada hakikatnya sebagai "negara air".

Satu hari sesudah dilantik, kritik tajam dialamatkan pada Presiden yang dinilai salah memilih orang. Seorang pakar kelautan dari ITB Muslim Muin mengkritik dan memandang rendah kemampuan Susi.  Wanita yang hanya berijazah SMP ini dipandang sebelah mata dan diragukan kemampuannya.

Mungkin ada benarnya kritik Muslim Muin terhadap Susi yang dinilainya tak akan mampu menjelaskan apa itu marine products economics, coastal processes, dan underwater technology. Susi bukanlah produk kuliahan, dia mungkin tak bisa membuat tesis-tesis canggih khas seorang guru besar, tapi pengalamannya menjadi pengusaha perikanan selama 30 tahun lebih dan 10 tahun di dunia penerbangan adalah satu hal yang tak miliki doktor-doktor bergelar panjang.

Pengalaman hidupnya sendiri adalah sebuah tesis brilian. Bedanya hanya tak dia bahasakan dalam sebuah runtutan artikel sistematis yang biasa dibuat akademisi. Susi sejatinya adalah seorang doktor yang lahir dari tempaan hidup riil.

Mau bukti? Apakah bisa dijelaskan kenapa baru saat Susi jadi menteri, seorang tidak tamat SMA, yang bisa melihat kesalahan perhitungan fatal di negeri ini.

Dari kegeraman Susi, kita semua jadi tahu penerimaan negara bukan pajak dari sektor perikanan ternyata hanya Rp 300 miliar per tahun. Padahal, subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk kapal yang dikucurkan pemerintah mencapai Rp 11,5 triliun.

Dia menerangkan, kapal yang terdata di Kementerian Kelautan Perikanan sebanyak 5.329 kapal dengan penggunaan BBM sebanyak 2,1 juta kiloliter (kl). Apa artinya gelar tinggi kalau perhitungan sederhana seperti ini tak bisa dilihat.

Susi punya banyak bawahan bergelar doktor yang bisa membantunya untuk mengkaji secara ilmiah permasalahan kemaritiman Indonesia, tapi seorang pemimpin yang dibutuhkan Indonesia sekarang bukan seorang dengan gelar berderet-deret, melainkan seorang dengan insting kuat dan kemauan tinggi untuk maju, serta mempu menginspirasi orang di sekelilingnya. (ton)

Update terus informasi terbaru setiap hari di Tribun Manado edisi cetak, dan di www.tribunmanado.co.id


Anda sedang membaca artikel tentang

"Doktor" Susi Pudjiastuti

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/11/susi-pudjiastuti.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

"Doktor" Susi Pudjiastuti

namun jangan lupa untuk meletakkan link

"Doktor" Susi Pudjiastuti

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger