BOLSEL memang seperti belum tersentuh investor. Pada Festival Teluk Tomini beberapa waktu lalu, investor dari beberapa daerah lain datang. Ia saat itu secara khusus ikut membawa beberapa pengusaha pertambangan, perkebunan, telekomunikasi dari Kalimantan.
Sikap akan menunggu diutarakan, Sabrina Lee, petinggi Silk Air, perusahaan penerbangan asal Singapura. Bisa dimaklumi, karena investasinya berhubungan dengan tersedianya fasilitas penerbangan seperti bandar udara.
"Kami akan berinvestasi jika bandar udara sudah jadi," katanya saat itu di sela-sela Festival Teluk Tomini.
Sebelum adanya banyak sambungan sarana transportasi misalnya jalan atau bandar udara ke daerah lain, memang jarak tempuh ke Bolsel dari pusat-pusat ekonomi masih tergolong. Biayanya juga mahal.
Untuk transportasi antar desa dalam kabupaten saja, ongkosnya sangat mahal. Dari Molibagu ke pusat pemerintahan Panango, waktu tempuh yang tidak sampai setengah jam, ongkosnya Rp 20.000 jika memakai ojek.
"Kalau orang baru kadang mereka minta Rp 30 Ribu," ujar Gunawan Oiento, seorang warga.
Saat Festival Teluk Tomini, memang Menteri Perhubungan EE Mangindaan memberi harapan akan adanya bandar udara, tapi katanya itu harus saling cepat dengan Kabupaten Bolaang Mongondow. Ia katanya bisa mengebut dalam sisa masa jabatannya. (david manewus)
Anda sedang membaca artikel tentang
Investasi di Bolsel, Menunggu Terbangunnya Bandara
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/04/investasi-di-bolsel-menunggu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Investasi di Bolsel, Menunggu Terbangunnya Bandara
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Investasi di Bolsel, Menunggu Terbangunnya Bandara
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar