Renungan Minggu: Bergembiralah

Written By Unknown on Minggu, 30 Maret 2014 | 11.36

Oleh: Mgr Blasius Pujoraharja, Uskup Emeritus Ketapang

PERTOBATAN bukan menjadi beban melainkan kesempatan untuk mengalami kasih Allah yang utuh. Pertobatan membuat kita mengalami kesembuhan dari kebutaan dan kebangkitan dari kematian.

Masa Prapaskah memuat makna mengenai berbagai macam hal. Pertama, sebagai masa pertobatan atau metanoia. Masa pertobatan merupakan masa kembali kepada Tuhan sepenuhnya, meninggalkan egoisme, dan berfokus pada Tuhan. Kedua, masa perjuangan, yakni masa di mana umat mengalahkan cacat cela dan dosa, baik dalam diri sendiri maupun dalam masyarakat. Ketiga, masa pantang, puasa, dan mati raga. Masa ini termasuk masa untuk mengalahkan diri, menguasai nafsu-nafsu, dan membebaskan diri dari kelekatan- kelekatan duniawi. Keempat, masa mengikuti sengsara Kristus, yang karena cinta-Nya pada manusia, Ia rela menderita, sengsara, dan wafat di kayu salib.Kelima, masa menerima sakramen-sakramen, khususnya Sakramen Tobat, Sakramen Ekaristi, dan latihan-latihan rohani.

Dalam liturgi Prapaskah, warna yang dipergunakan adalah ungu. Ini menandai suasana sedih, penyesalan, dan berkabung atas wafat Kristus. Hiasan di altar pun terbatas. Alat-alat musik yang menampilkan kegembiraan seolah dibungkam. Namun, mengapa pada Minggu keempat Prapaskah ini tiba-tiba mencuat suasana gembira?

Mengawali perayaan Ekaristi Minggu keempat, dalam Antifon Pembukaan, Ibu Gereja mengajak kita "Laetare": Bergembiralah! "Bersukacitalah hai Yerusalem, dan berhimpunlah kamu semua yang mencintainya! Bergembiralah dengan sukacita, hai kamu semua yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu!"

Nabi Samuel sedih karena Raja Saul telah ditolak oleh Allah. Israel mengalami kekosongan pimpinan. Namun, Allah menghibur dan memberikan anugerah, yaitu mengangkat Daud menjadi raja, bahkan dari wangsanya itulah akan lahir Sang Juruselamat Dunia.

Dalam Injil hari ini (Yoh 9:1-41), kita mendengar kisah orang buta sejak lahir yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Kiranya kita bisa merasakan, betapa mereka bersukacita karena penyembuhan itu. Dengan kebutaan, kita tidak bisa melihat apa- apa, semua gelap dan tidak bisa melihat keindahan. Demikian dunia kita, hanya kegelapan yang ada sebelum penyelamatan Kristus Sang Cahaya Sejati. Kristus telah mengusir kegelapan, menghancurkan kematian melalui wafat dan kebangkitan-Nya.

Kita boleh mengalami kasih Allah yang besar itu. Disembuhkan dan dihidupkan. Kita telah menerima Sang Cahaya Sejati. Seperti kata St Paulus, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan" (Ef 5:8). Kristus Sang Cahaya Sejati telah berada di dalam diri kita. St Paulus pun selanjutnya mengatakan, "Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu" (Ef 5:14).

Misteri Paskah yaitu wafat dan kebangkitan Kristus yang merupakan jalan keselamatan, telah mengusir kegelapan dosa dan menghancurkan kematian serta hadir kembali setiap kali kita merayakannya. Kita boleh mengalami misteri Paskah Kristus, yaitu ikut dalam wafat dan kebangkitan-Nya, menerima kehidupan-Nya yang adalah cahaya sewaktu kita dibaptis. Semuanya ini kita alami lebih mendalam setiap kali kita merayakan misteri Paskah.

Kesadaran akan anugerah dan kasih Allah membuat kita mengalami cahaya kehidupan dan mengikuti jalan Kristus, yakni sengsara dan wafat-Nya. Ini terungkap dalam pertobatan yang kita jalani. Oleh karena itu, pertobatan bukan menjadi beban melainkan kesempatan untuk mengalami kasih Allah yang utuh. Pertobatan membuat kita mengalami kesembuhan dari kebutaan dan kebangkitan dari kematian.

Yang lebih dalam lagi ialah kita mengalami rahmat dan kasih Allah yang begitu besar diberikan kepada kita. Selanjutnya, St Paulus dalam suratnya berpesan, "Sekarang kamu adalah terang dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak- anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran dan ujilah apa yang berkenan pada Tuhan" (Ef 5:8b-10). Maka semakin mendalami pertobatan, kita akan semakin bergembira karena mendapat kelimpahan hiburan dari Allah untuk mengalami misteri Paskah yang semakin ' penuh.(hidupkatolik.com)


Anda sedang membaca artikel tentang

Renungan Minggu: Bergembiralah

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/03/renungan-minggu-bergembiralah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Renungan Minggu: Bergembiralah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Renungan Minggu: Bergembiralah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger