Pendeta GMIM tak Boleh Berpolitik Praktis

Written By Unknown on Minggu, 30 Maret 2014 | 11.36

Laporan wartawan Tribun Manado Warstef Abisada

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Setelah sepekan bersidang, akhirnya terbentuk pengurus Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS), Majelis Pertimbangan Sinode (MPS), dan Badan Pengawas Perbendaharaan Sinode (BPPS) Gereja Masehi Injili periode 2014-2018.

Dalam sidang ke-77 Sinode GMIM yang dipusatkan di Auditorium Bukit Inspirasi (ABI) Tomohon, para pengurus yang telah terpilih dan telah dilantik di hadapan peserta utusan 110 wilayah dan 918 jemaat, Sabtu (29/3) malam.

Pelantikan pengurus BPMS, MPS, dan BPPS yang baru diawali dengan ibadah syukur dipimpin Pdt Roy Tamaweol dan dan diakhiri dengan penutupan sidang oleh Ketua BPMS GMIM periode 2010-2014 Pdt Piet Tampi.

"Sidang ini saya tutup dengan penuh syukur kepada Tuhan," ujar Tampi disambut tepukan tangan meriah dari para peserta.

Seluruh pengurus BPMS, MPS, BPPS yang telah dilantik tampak sangat gembira, sebab akan melaksanakan tugas pelayanan yang baru mulai 1 April 2014 hingga 31 Maret 2018.

Senyum terus terpancar dari wajah para hamba Tuhan yang baru diteguhkan. Ucapan selamat dari ribuan peserta pun tak terelakkan, bahkan Ketua BPMS GMIM yang baru terpilih Pdt Sumakul diberi selamat dengan ciuman pipi kiri dan kanan oleh utusan jemaat dan wilayah.

"Saya bersyukur bisa dipercayakan oleh Tuhan lewat jemaat untuk memimpin GMIM pada periode pelayanan 2014-2018. Ini memang tanggungjawab pelayanan yang besar, yang harus dituntaskan bukan hanya oleh saya sendiri, tapi seluruh BPMS dan pelayan khusus serta jemaat GMIM, agar gereja ini berbuah dan membawa berkat bagi kemajuan daerah ini," tutur Sumakul.

Sumakul bertekad untuk membangun mental dan spiritual tak hanya pendeta, dan pelayan khusus saja, tapi jemaat juga agar bisa lebih maju dan sejahtera.

"Mental dan spiritual pendeta, pelayan khusus, dan jemaat GMIM memang harus terus dibangun agar dapat dipakai untuk mengelola semua anugerah dan berkat Tuhan terutama dunia ini, agar dapat meningkatkan kesejahteraan. Semuanya harus rajin, tak boleh ada yang malas," tegasnya.

Pdt Sumakul juga bertekad untuk membawa gereja ini menjadi besar, caranya dengan menjamin seluruh pelayan Tuhan terutama pendeta untuk bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. "Pendeta harus optimal melaksanakan tugas pelayanan, tak boleh terjun ke dunia politik (praktis). Sebab pendeta adalah gelar gerejawi, tak boleh digunakan sewenang-wenang, apalagi dengan adanya buku kode etik yang sudah dibagikan," terangnya.

Pdt Sumakul mengaku sangat terharu, sebab bisa mulai bekerja sebagai Ketua BPMS. "Tentu saya siap untuk melayani hingga akhir periode. Saya sangat terharu, karena ini semua adalah anugerah Tuhan. Tak muluk-muluk tugas dan program yang akan saya jalankan bersama teman-teman lainnya, yang pasti semua masalah diinternal GMIM akan diselesaikan," tegasnya.

Pnt Meita Wala, Ketua WKI Sinode GMIM menegaskan pihaknya siap untuk menopang tugas dan program BPMS, terutama dalam membentuk kader baru yang diharapkan bisa eksis pada pelayanan periode yang baru. (*)

Berita ini juga bisa Anda simak di Tribun Manado edisi cetak terbit hari ini, Minggu (30/3/2014)


Anda sedang membaca artikel tentang

Pendeta GMIM tak Boleh Berpolitik Praktis

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/03/pendeta-gmim-tak-boleh-berpolitik.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pendeta GMIM tak Boleh Berpolitik Praktis

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pendeta GMIM tak Boleh Berpolitik Praktis

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger