Merry : Prilaku Mabuk Berkurang

Written By Unknown on Jumat, 21 Maret 2014 | 11.35

TRIBUNMANADO.CO.ID,AIRMADIDI -  Seni budaya bisa mengubah perilaku buruk masyarakat. Hal itu terbukti di Desa Sampiri Kecamatan Airmadidi. Semenjak grup musik bambu terbentuk, perilaku mabuk - mabukan warga jauh berkurang.

Begitu pula, balap liar di kalangan anak muda. Hari - hari mereka tersita untuk berlatih serta tampil di sejumlah acara.
Plh Hukum Tua Desa Sampiri Merry Pongantung mengatakan, grup musik bambu tersebut beranggotakan 40 orang, terdiri dari tua dan muda. "Memainkan musik bambu cukup sulit, para pemain harus memperbarui kemampuan mereka, untuk itu, mereka menggunakan setiap waktu luang untuk berlatih," kata Merry, Kamis (20/3).

Ia mencontohkan, para petani, sehabis dari kebun langsung saja mengambil alat sambil memelototi klat lagu. Begitupun para siswa. "Mereka berlatih, tak terasa hari sudah malam," ujar Merry.

Keadaan tersebut, kata dia, berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, dimana warga gemar mengkonsumsi Miras hingga kejadian kriminal banyak terjadi. Di Desa itu bermukim keluarga Lumingkewas - Masengi. Keluarga inilah yang menggagas grup musik bambu itu kemudian mendanainya. "Tepatnya setahun lalu, mereka yang menyiapkan peralatannya," kata dia.

Berdirinya grup musik bambu itu mendapat respon baik masyarakat. Banyak warga yang bergabung, diantaranya sejumlah pemuda desa. Tak lama kemudian, organisasi musik bambu terbentuk yang dinamakan Nada Cempaka Sampiri. Mulanya mengisi acara kampung, grup itu kemudian tampil di sejumlah acara.

Debutnya pada hut Bupati Minut Sompie Singal. Ia ingat saat itu grup menyanyikan lagu selamat ulang tahun serta lagu - lagu perjuangan. Pertengahan tahun lalu, grup makin eksis, hingga menetapkan biaya Rp 3 hingga Rp 5 juta sekali tampil. "Tempat terjauh tim tampil adalah Kapataran," tuturnya.
Welem Longdong, tua - tua setempat mengatakan, latihan berlangsung seminggu sekali yang dirangkaikan dengan arisan. Ia menyebut, anggota tim sangat bersemangat, apalagi jika sudah ada order tampil. Pernah, kata dia, tim "ngamen" keliling kampung untuk mencari tambahan dana. "Mereka singgah di rumah penduduk, lalu memainkan musik bambu, warga pun terhibur, pendapatan semakin banyak," kata dia.

Awan gelap sempat memayungi grup itu, kala bencana alam 15 Januari lalu. Saat itu, peralatan musik bambu warga hancur serta serta terbawa air. "Semangat anggota tim sempat turun, apalagi banyak diantara mereka yang rumahnya rusak, warga disini sempat tiga hari terisolasi," beber dia.
Di saat yang genting itu kel Lumingkewas yang merupakan Profesor di Unima kembali menyuntikkan semangat. Begitu pula aparat desa. Order yang diterima usai bencana semakin membangkitkan semangat anggota tim. "Akhirnya mereka bangkit, alat - alat juga sudah diganti," katanya.

Pengaruh positif dari seni budaya untuk desa tersebut, membuat pihak Desa merancang lagi pembentukan grup Masamper serta Kabasaran. "Ini sudah terbukti memberi dampak positif," katanya. (Art)


Anda sedang membaca artikel tentang

Merry : Prilaku Mabuk Berkurang

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/03/merry-prilaku-mabuk-berkurang.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Merry : Prilaku Mabuk Berkurang

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Merry : Prilaku Mabuk Berkurang

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger