Gara-gara ikut demonstrasi sepekan terakhir, Haz merasa diuntungkan karena mudah sekali bertemu para dosen terutama guru besar di Faked Unsrat
SEPEKAN terakhir kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado berubah wajahnya menjadi arena demonstrasi para mahasiswa, dosen dan alumni yang menuntut rektor mundur dari jabatannya. Dan, tuntutan mereka sudah direspon Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan memberhentikan Prof Dr Donald Rumokoy serta menunjuk Wamendikbud Musliar Kasim sebagai Plt Rektor Unsrat hingga terpilih rektor definitif dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan.
Banyak sisi menarik dari peristiwa itu. Ada suka dan duka dialami para mahasiswa, dosen dan alumni yang bergerak bersama lewat aksi demonstrasi maraton sepekan lebih. Suka duka itu antara lain dialami Haz Algebra, satu di antara mahasiswa Faked yang kerap berperan sebagai orator dalam demonstraso.
Hari Selasa (4/3), Haz berbincang dengan Tribun Manado mengenai suka dukanya selama ikut demonstrasi yang disebut-sebut terbesar sepanjang sejarah Unsrat tersebut. Haz menceritakan bahwa sejak hari pertama demo, dia bersama rekan-rekan mahasiswa, dosen dan alumni sudah berada di kampus sejak pukul 07.00 Wita dan baru bubar sore bahkan malam hari. Oleh karena itu dia dan rekan-rekannya mengalami keletihan secara fisik pun mental.
"Saya bersama teman-teman merasakan kelelahan karena hampir setiap hari harus berdemo menyampaikan aspirasi kepada pemimpin Unsrat. Kami selalu berkumpul di aula untuk mengikuti kuliah umum dan merapatkan barisan," ucapnya.
Haz dan rekan-rekannya hampir setiap hari kami berhadapan satpam Unsrat. Meskipun beberapa kali ditampar satpam, Haz mengaku tidak dendam karena dia menyadari tugas mereka sebagai penjaga keamanan kampus. "Kami mengerti mereka hanya menjalankan tugas. Pakaian saya sobek saat bentrok dan sempat kena tamparan ketika saling dorong dengan satpam Unsrat. sSepatu saya juga rusak dan suara serak karena orasi setiap hari tapi itu semua tidak membuat semangat reformasi saya mengendor sedikitpun," kata Haz. Haz merasa puas karena perjuangan mereka tidak sia-sia dan berharap Unsrat ke depan lebih baik lagi.
Gara-gara demonstrasi sepekan terakhir, lanjut Haz, dia pun merasa diuntungkan karena mudah bertemu para dosen terutama guru besar di Faked. "Senang karena mau tanda tangan berkas ke dosen-dosen sangat mudah dan intens karena bertemu langsung di Faked dengan adanya aksi-aksi ini. Biasanya sulit sekali bertemu guru
besar," ujarnya. Haz juga mengakui logistik makanan dan minuman untuk mereka selama menggelar aksi demonstrasi sepekan terakhir tercukupi. "Logistik makanan dan minuman semua terjamin," tandasnya.
Haz mengatakan, awalnya orangtuanya tidak mendukung sikapnya ikut berdemonstrasi. Tetapi setelah diberikan penjelasan akhirnya orangtua bisa paham dan mendukung. "Para dosen dan guru besar juga mendukung aksi ini makanya orangtua juga mendukung. Pesan orangtua kepada saya pastinya hati-hati saja dalam kegiatan tersebut," ungkapnya.
Bagaimana hubungan dengan pacar? Haz tersenyum malu-malu. Akhirnya diakui bahwa beberapa kali dia batal bertemu sang kekasih gara-gara ikut demonstrasi dan kelelahan. "Kadang sudah janjian tapi karena masih ada demo akhirnya batal bertemu. Tapi hampir setiap waktu jika ada istirahat selalu berkomunikasi lewat telepon. Sempat beberapa kali terjadi salah pengertian karena ditelepon tidak diangkat karena sedang berorasi tapi selalu diberikan penjelasan sehingga dia memahami," demikian Haz. (maickel karundeng)
Berita ini dapat Anda ikuti selengkapnya di Tribun Manado edisi cetak terbit hari ini, Rabu (5/3/2014).
Anda sedang membaca artikel tentang
Demonstrasi Bikin Haz Mudah Bertemu Guru Besar
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/03/demonstrasi-bikin-haz-mudah-bertemu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Demonstrasi Bikin Haz Mudah Bertemu Guru Besar
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Demonstrasi Bikin Haz Mudah Bertemu Guru Besar
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar