Jadilah Dewasa

Written By Unknown on Minggu, 22 Desember 2013 | 11.35

(Lukas 2:52)

Oleh  Pendeta Yani Gunawan MTh, Gereja Kalvari Pentakosta Missi di Indoneisa

TRIBUNMANADO.CO.ID -Tema ini mendorong kita semua untuk menjadi dewasa. Dewasa tidak sedang berbicara tentang usia. Dewasa tidak sedang berbicara tentang kepintaran, gelar akademik, dan dewasa tidak sedang berbicara tentang penampilan. Dewasa tidak sedang berbicara tentang pencapaian dan keberhasilan dalam menduduki jabatan-jabatan tertentu.

Apakah kedewasaan itu? Untuk menjawab kita akan melihat aspek atau tanda kedewasaan atau orang yang dewasa. Dalam Lukas 2:52 dikatakan "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia". Berdasarkan teks ini, kita melihat tiga aspek dari kedewasaan yang selalu berkaitan satu sama lainnya.

Aspek pertama, yakni makin bertambah besar atau tumbuh secara fisik. Pada ayat 42, Lukas menceritakan Yesus berumur 12 tahun dan antara Lukas 2:42 sampai Lukas 3:1 (tentang Yohanes pembaptis) dilanjutkan pasal 4 (tentang pencobaan Yesus dipadang gurun), mengungkap rentang waktunya adalah 18 tahun. Yesus diperkirakan memulai pelayananNya pada usia 30 tahun. Lukas 2:52 memberikan gambaran singkat tentang pertumbuhan ini dari usia 12 ke 30 tahun.

Yesus bertumbuh sehat, seperti anak-anak Yahudi yang normal lainnya. Artinya, seorang anak yang sehat, bisa bertumbuh normal secara fisik hanya kalau dia makan minum dengan cukup untuk memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan. Makan tidak boleh sembarangan, sebab akan sakit dan bisa menggangu pertumbuhan. Demikian juga orang Kristen. Kalau mau bertumbuh menjadi dewasa, maka dia harus makan yang bergizi. Seperti kata Yesus, "Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. (Matius 4:4).

Orang Kristen jika mau dewasa, harus makan pengajaran Firman Tuhan. Tetapi tidak sembarangan pengajaran Firman Tuhan. Kita hanya akan bertumbuh jika kita makan pengajaran Firman yang sehat. Pengajaran Firman yang tidak sehat, akan menghambat kedewasaan kita bahkan menyebabkan kita sakit, karena  salah makan.
Contohnya, pengajaran tentang mengganti nama Allah dengan Yahweh.

Mengaku-ngaku suku Lewi? Israel adalah Israel, gereja adalah gereja. Gereja bukan Israel. Ada perlakuan yang berbeda secara eskatologis antara Israel dan gereja.

Ajaran tentang memberi yang terbaik  sama dengan terbesar. Ingat janda yang memberi dua peser (sama dengan 1 duit, uang tembaga dengan satuan terkecil). Uang seribu, dua ribu dilarang masuk gereja. Orang memberi karena terpaksa. Inti dari memberi yang terbaik buat Tuhan, adalah memberi dengan rela hati atau sukacita, dengan motivasi karena mengasihi Tuhan. Kalau memberi dengan terpaksa, hilanglah berkat yang dari Tuhan itu. Pengajaran yang tidak sehat yang menghambat kita untuk menjadi dewasa.

Aspek kedua, yakni makin bertambah hikmat, artinya bertumbuh secara mental. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (pengetahuan) Amsal 1:7. Ini adalah modal pertama untuk mempunyai hikmat. Tapi bagaimana supaya bertambah hikmat seperti Yesus,? Yesus sekalipun Dia Tuhan, sumber dan empunya semua pengetahuan. Namun waktu berinkarnasi menjadi manusia Dia juga belajar.

Lukas 2:46, "Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah, Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Disini Yesus mendengarkan para guru (doktor) dan bertanya. Para orang tua Yahudi dalam membesarkan anak-anak mereka mendorong  anak-anak mereka bertanya jika ada yang tidak dimengerti.
Yesus bisa saja tidak mau belajar, bisa saja hanya memberikan perintah-perintah kepada para guru. Yesus juga mengalami proses ditanami (sophos), proses belajar, sehingga dia bertambah hikmat. Pendeta-pendeta, seringkali jika kita sudah dipakai
Tuhan luar biasa, melakukan mujizat, bernubuat dan berbahasa roh luar biasa, memiliki jabatan-jabatan penting. Sudah puluhan tahun di pelayanan, seringkali sudah tidak mau mendengarkan yang lain. Kadang muncul perkataan sapa ngana?

Kita sudah dipakai menyembuhkan orang sakit, bernubuat, kita ketua wilayah, ketua daerah, bendahara umum, kita pendeta gereja besar.

Kita tidak mau mendengar dan belajar dari orang lain. Kenapa? Tuhan sendiri yang ajar pa kita? Pikir apa le mo dengar dan belajar dari ngana? Tuhan juga pakai manusia. Yesus belajar dari para alim ulama. Jadi, jika Yesus saja mau belajar dari manusia, bagaimana dengan kita? Tuhan bisa memakai seorang anak kecil sekalipun untuk memberikan pelajaran kepada kita.Salah satu aspek kedewasaan adalah kemauan belajar dan diajar, sehingga hikmat itu bertambah.

Aspek ketiga, makin dikasihi atau disukai (favor) Tuhan dan manusia. Artinya, dapat bertumbuh secara sosial. Salah satu mengapa manusia itu serupa dan segambar dengan Allah, yaitu dalam hal sosial. Allah adalah Allah yang sosial yang suka bergaul, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yang suka bergaul. Seperti di Taman Eden, tidak baik jika manusia itu seorang diri.

Dalam I Samuel 2:26, "Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia". Yesus dan Samuel adalah orang orang yang gaul. Yesus adalah orang yang rohani, demikian juga Samuel. Namun demikian, mereka tidak hidup  menyendiri, tidak hanya bergaul dengan Allah saja atau menjaga jarak dengan manusia yang lain karena menganggap nggak level rohaninya.

Alkitab tidak mencatat bahwaYesus dan  Samuel, tidak cukup hidup karena disukai dan dikasihi oleh Allah , tapi disukai oleh Allah dan manusia juga. Keduanya, disukai oleh Allah dan manusia, sebagai pertanda salah satu tanda kedewasaan mereka. Allah tidak mau jika kita berhenti sampai disukai oleh Tuhan saja. Itu tidak cukup. Mengapa?

Karena dalam rencana Besar Allah, Allah mau hidup kita yang disukai oleh Allah itu memberikan dampak bagi manusia yang lain sehingga hidup mereka pun juga disukai oleh Allah. Itulah amanat agung. Bagaimana hidup kita bisa membawa dampak, jika mendekat saja, orang sudah tidak mau karena merasa kita sudah memiliki tingkat rohani yang tinggi.

 Inti kedatangan Putra Natal, yakni Dia bertumbuh dewasa untuk memberi dampak. Hal ini bukan berarti bahwa kita harus menyenangkan semua orang, karena hal itu mustahil. Tetapi maksud disukai Allah dan manusia, seperti tertuang dalam Amsal 3:3-4. Yakni, Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!

Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusi Jika kita mengenakan kasih (kepada Allah dan manusia = hukum kasih) dan kesetiaan, maka kita akan disukai oleh Allah dan manusia. Karena kedua hal itu kasih dan setia keduanya disukai Allah dan manusia. Inilah tanda kedewasaan. Orang Kristen yang dewasa, dia akan mengenakan kasih dan setia kepada semua orang. Amin. Imanuel. (*)


Anda sedang membaca artikel tentang

Jadilah Dewasa

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/12/jadilah-dewasa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Jadilah Dewasa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Jadilah Dewasa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger