Oma Satu Cucu Ikut Tes CPNS

Written By Unknown on Sabtu, 26 Oktober 2013 | 11.35

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sudah 31 tahun Vonny Tahendung mengbadi sebagai honorer di kantor Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Kini, meski usianya sudah 51 tahun, Vonny belum juga menyandang status PNS.

Ada asa yang menyeruak ketika pemerintah memberi kesempatan mengangkat para honorer yang sudah bekerja lebih dari lima tahun menjadi CPNS. Namun, Vonny tercatat satu dari 74 honor kategori 1 (K1) yang batal diangkat menjadi CPNS.

Vonny tidak sendiri mengalami nasib tak menguntungkan ini. Dua rekan seangkatan yang juga berusia 50-an tahun, Meike Mamahit dan Nona Tampi, merasakan dampak masalah ruwetnya perekrutan CPNS ini.  Walau sudah berumur senja, ketiganya belum juga diangkat jadi CPNS. Ketiganya tergabung dalam 74 honorer K-1 yang dianulir kelulusannya.

Vonny bekerja menjadi honor di Dinas Perkebunan Provinsi Sulut.  Padahal tahun lalu selangkah lagi ia diangkat jadi CPNS setelah lulus seleksi lewat perekrutan honorer K-1, belakangan keputusan itu batal.

Lama mencari keadilan, pemerintah memutuskan mereka harus mengikuti tes kembali lewat jalur honor kategori 2 (K-2).

"Sabar-sabar saja. Saya ikut tes lagi di K-2," ungkap Vonny kepada Tribun Manado di Kantor BKD Sulut, saat mengambil nomor peserta tes CPNS, Jumat (25/10)

Sudah lewat 31 tahun ia berstatus honor. Suka duka ia alami. Mengingat masa lalu, Vonny tertawa. Ia ingat pertama kali kerja tahun 1983, berusia  21 tahun dengan bermodalkan ijazah SMA. Saat itu dia sudah menikah dan baru dikarunai momongan. Honor pertamannya Rp 28.500.

"Dulu masih Rp 28.500, lalu naik menjadi Rp 50.000," katanya sembari tertawa lepas.

Upah honor dirasa belum mencukupi kebutuhan harian, namun ia beruntung punya suami pekerja keras yang  bekerja sebagai tukang. "Memang tidak cukup sebulan, tapi suami kan kerja juga," kata wanita bercucu tiga ini.

Kerja sebagai honor di Dinas Perkebunan terus ia tekuni. Apalagi ada iming-iming naik status jadi CPNS. Berpuluh tahun lewat, kesempatan datang, walau belakangan apes, karena kelulusannya dianulir "Ini kali kedua saya ikut tes. Tak apa-apa saya jalani, sabar," katanya.

Syukur-syukur, kata dia, bisa lulus, walau waktu pengabdiannya nanti tinggal 5 tahun lagi. "Kalau lulus syukur, kalau tidak mau bagaimana lagi, kita serahkan saja kepada Tuhan, berdoa-berdoa," ujarnya.

Mieke Mamahit yang berusia 52 tahun, juga bertekad lulus jadi CPNS. Setelah gagal dari K-1, ia akan berupaya dari jalur K-2.  "Saya sudah ambil kartu peserta, sudah siap ikut tes, pokoknya saya harus jadi PNS," sebut wanita yang punya seorang cucu ini.

Sudah 30 tahun lebih ia mengabdi jadi honor. Perasaannya akan puas bila statusnya bisa naik jadi PNS. "Saya akan puas kalau jadi PNS. Saya kerja pakai seragam, tapi bukan PNS," katanya.

Meski sudah berumur senja, ia hanya berpatokan dari perkataan presiden, yang penting masuk kategori bisa ikut. Kalau lulus, nanti pengabdiannya tinggal beberapa tahun lagi sebelum pensiun. Namun yang terpenting statusnya sudah jadi PNS.

Kepala BKD Sulut, Sandra Moniaga menjelaskan, 74 honor merupakan peralihan honor K-1 yang ke K-2,  tak serta merta mendapat jatah kelulusan. Mau tak mau tetap harus ikut tes kembali, "Tetap harus tes, tak otomatis lulus," katanya.

Lanjut Moniaga, Pemprov tak bisa berbuat banyak karena sudah kewenangan pusat menentukan keputusan, termasuk keputusan mengalihkan honorer yang dianulir dari K-1 ke K-2. (ryo)


Anda sedang membaca artikel tentang

Oma Satu Cucu Ikut Tes CPNS

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/10/oma-satu-cucu-ikut-tes-cpns.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Oma Satu Cucu Ikut Tes CPNS

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Oma Satu Cucu Ikut Tes CPNS

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger