Petra: Saya Heran Kalah, Padahal Saya Jago

Written By Unknown on Rabu, 14 Agustus 2013 | 11.36

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO -  Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT)  Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68 yang tinggal beberapa hari lagi.  Seluruh warga menanti hari bersejarah ini dengan menggelar berbagai macam kegiatan.
Tak terkecuali mereka yang mengalami gangguan jiwa di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Prof Dr V L Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara.

Seperti terpantau Selasa (13/8) siang, di Gedung Olahraga, suasana tampak ramai. Seramai bunyi deru hujan yang turun begitu derasnya. Kedatangan Tribun Manado disambut sapaan ramah seorang pasien wanita. Hari itu ada lomba bulutangkis dan lari kelereng. Bagi orang normal, kedua lomba ini merupakan hal biasa.

Namun, hal ini menjadi berbeda ketika pesertanya para pasien gangguan jiwa.
Tingkah mereka saat perlombaan mengundang gelak tawa penonton. Ada saja yang mereka buat saat kegiatan bikin orang tak mampu menahan tawa.

Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh dr Jemmy Lampus, Direktur RSKD Ratumbuysang, Kemudian dilanjutkan dengan lomba lari kelereng. Peserta didampingi pengasuh dan perawat mempersiapkan diri. Beberapa dari pasien bersikap tenang. Namun, ada juga yang mulai uring-uringan.

Saat wasit memulai pertandingan, tingkah lucu, unik dan mengelitik langsung tersaji di arena. Ada peserta yang langsung lari sehingga kelerang jatuh. Lainnya tetap pantang menyerah memungut kelerang yang sering jatuh. Peserta lain jalannya sangat pelan karena menjaga kelerengnya, ada juga yang tetap berjalan sampai finish tanpa menghiraukan kelereng yang sudah jatuh.

Hal yang sama terjadi saat pertandingan bulutangkis putri. Ada yang tidak  bisa memukul bola yang datang sehingga harus jatuh di wajahnya. Peserta lain pukulannya pelan sekali. Sebaliknya ada pukulan yang terlalu kuat hingga keluar lapangan. Ada juga yang tidak bisa melakukan servis, sehingga saat memukul bola mengenai tangan.

Saking kacaunya pertandingan itu, terdengar keluhan dari wasit, "Waduh lama-lama bisa ikutan gila ini," keluh sang wasit sambil menggaruk-garuk kepala. Lain halnya dengan babak final putra. Kedua finalis bermain seperti orang normal, bahkan terlihat lihai dalam bermain.

Begitu pertandingan selesai terlihat kekecewaan di wajah yang kalah. Sebaliknya pemenang pertandingan kegirangan karena mengalahkan lawan-lawannya. Hanya terlihat ekspresi senang dan sedih para pasien gangguan jiwa ini agak berlebihan dibanding orang normal.
Peserta lainnya serius menyaksikan jalannya lomba sambil menunggu giliran. Beberapa di antara mereka menonton sambil merokok, terutama para pria. Sebagian terus tertawa sehingga menyebar kepada pasien lain hingga mereka saling menertawai. 
Menariknya penjaga, perawat dan pengunjung lainnya di rumah sakit ini tak mampu menahan tawa menyaksikan tingkah unik peserta.
Pengakuan yang sangat menggelitik terucap dari Petra Mawa, pasien yang bermain bulutangkis mengaku sangat senang bisa ikut dalam lomba tersebut. "Tadi enak bisa olahraga," ujar pria berusia 46 tahun ini. Hanya dia mengaku kaget bisa dikalahkan lawannya. "Aduh  saya tidak menyangka bisa kalah, padahal saya jago main," ucapnya sambil menepuk kepala.

Ia pun bercerita penyebab kekalahannya. "Pas pindah tempat saya kalah, karena cahayanya silau. Kalau tidak pindah, saya pasti menang. Saya sudah meminta kepada penjaga mengulang pertandingan untuk mengalahkannya tapi mereka bilang tidak boleh," terangnya.(fin)


Anda sedang membaca artikel tentang

Petra: Saya Heran Kalah, Padahal Saya Jago

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/08/petra-saya-heran-kalah-padahal-saya-jago.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Petra: Saya Heran Kalah, Padahal Saya Jago

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Petra: Saya Heran Kalah, Padahal Saya Jago

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger