Gaji Janu Rp 700 Juta Misterius

Written By Unknown on Jumat, 25 Januari 2013 | 11.35

TRIBUNNEWS.COM  SURABAYA,  - Pelatih Persebaya Divisi Utama (DU), Miroslav Janu, meninggal dunia setelah kena serangan jantung pada Kamis (24/1/2013) siang. Namun kepergian pria asal Republik Ceko ini meninggalkan persoalan, gajinya sebesar Rp 700 juta belum dibayar.

Hingga disemayamkan di Adi Jasa, Kamis malam, belum ada kejelaskan kapan gaji selama lima bulan ia saat ia melatih Persela Lamongan itu dibayar. Persoalan ini mirip yang menimpa Diego Mendieta, pesepak bola asal Paraguay yang empat bulan gajinya sempat tidak dibayar Persis Solo sampai akhirnya pria itu meninggal awal Desember2012.

Beberapa wartawan peliput Persebaya, termasuk Surya, mengenal Janu sebagai pribadi unik. Ia terkesan dingin dan keras dari luar, tapi di balik itu, ia adalah sosok yang hangat. Di satu waktu, dengan intonasi bicaranya yang keras, dia bisa terlihat tidak ramah. Tapi di sisi lain, dia bisa sangat terbuka.

Selama melatih Persebaya DU pula, Janu beberapa kali menceritakan soal gajinya yang belum dibayar oleh Persela Lamongan. Beberapa kali pula, ia sempat mengeluhkan soal sikap Bupati Lamongan, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persela, HM Fadeli.

Ia kecewa lantaran Fadeli tak pernah bisa menjawab dengan tegas, soal kapan gajinya bakal dilunasi. Berapa besar tunggakan gaji tersebut? Pada 25 Oktober 2012, atau hari pertamanya bekerja sebagai pelatih Persebaya DU, Janu mengatakan, Persela menungak gajinya sebesar Rp 700 juta.

Nah, menariknya, setelah kematian Janu, beberapa pihak lempar suara, bahwa pengakuan Janu itu tidak benar. Kepada tribunnews, Asisten Manajer Persela, Yuhronour Effendy, mengatakan, Janu tak lagi punya hubungan dengan Persela. "Mengenai gaji tidak ada masalah lagi dengan Persela Lamongan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Sekda Lamongan ini.

Andi Darussalam Tabussala, 'agen' Janu, juga menyanggah pengakuan Janu. "Janu itu urusannya sama saya, tidak ada hubungannya dengan Persela. Saya ini yang bawa dia ke Indonesia, dan saya yang tempatkan dia ke sebuah klub. Saya juga yang perbantukan dia di Persela, jadi urusan Janu sama saya, bukan dengan Persela," kata Andi.

Ketika ditanya apakah setelah ini Andi akan membayarkan gaji Janu selama di Persela kepada keluarga Janu, Andi langsung naik pitam. "Siapa yang bilang gajinya terlambat? Coba saya tanya, mana datanya, kasih lihat ke saya. Yang tahu hanya saya dan Janu. Tidak ada urusan dengan Persela. Ini urusan pribadi Janu dengan saya," kata Andi.

Serangan jantung

Pihak RS Islam (RSI) Jemursari memastikan kematian Miroslav Janu, akibat serangan jantung dan sempat dirawat selama dua jam. Kepastian itu disampaikan oleh dokter jaga Unit Gawat Darurat (UGD) RSI Jemursari, dr Nurul Imaniati. "Hari ini (kemarin) ada pasien datang pukul 09.40 (WIB), 53 tahun, meninggal di UGD pukul 12.21 WIB. Sebab kematian serangan jantung. Tapi, untuk lebih jelasnya, saya tidak bisa bicara lebih banyak. Kami baru akan menerangkannya besok (hari ini) lewat jumpa pers resmi," sebut Nurul.

Manajer Persebaya DU, Bambang Pramukantoro mengatakan, Janu hanya mengeluhkan sakit di dada sebelum minta dibawa ke rumah sakit. "Sebelumnya tidak ada gelagat aneh. Dia bilang pagi tadi bangun tidur pukul 09.30, lalu mandi dan baca koran di ruang tamu apartemennya. Setelah itu dia merasa dadanya sangat sakit, lalu dia minta petugas apartemen untuk antar ke rumah sakit terdekat," terang Bambang, menjelaskan kronologi meninggalnya pelatih yang punya dua anak (laki-laki dan perempuan) itu.

Petugas apartemen lalu membawa Janu ke RSI Jemursari. Menurut asisten pelatih Tony Ho, pihak RSI memberikan pelayanan cukup baik. "Dia langsung ditangani. Terakhir kali saya dampingi dia, waktu diberi alat kejut listrik di dadanya. Ketika itu, saya langsung keluar dari ruangan (perawatan) karena tidak tega melihatnya," tegun Tony.

Andi Darussalam juga mengaku kaget karena mengenal Janu sebagai orang dengan pola hidup sehat. "Dia sangat memperhatikan pola makannya," kata Andi.

Tapi, sebenarnya, pola hidup Janu, bisa dibilang tidak sehat-sehat amat. Setidaknya, ia selalu merokok selepas memimpin latihan. Marlboro Light adalah kegemaran Janu.

Kebiasaan janggal lainnya, adalah mengonsumsi minuman berkarbonisasi selepas memimpin latihan. Padahal, minuman bersoda, selama ini sering disebut-sebut tidak baik untuk kesehatan.

Tapi Janu tidak merasa demikian. Pernah, Surya menanyakan soal kebiasannya itu, dan dijawab dengan santai olehnya. "Kalau sebelum main bola, minum ini (sambil menunjuk botol softdrink yang ia pegang, Red) memang tidak bagus. Tapi kalau sesudahnya, itu sangat bagus. Tubuh kita kehilangan banyak cairan, dan minuman jenis ini bisa mengembalikan cairan itu dengan cepat," jelas Janu.

Jenazah Janu kini berada di ruang 4 rumah persemayaman Adi Jasa, Jl Demak. Beberapa petinggi KPSI, seperti La Nyala Matalitti, hadir di situ semalam. Seorang perempuan muda, yang disebut Bambang Pramukantoro, sebagai teman Janu, terus sesenggukan menangis sambil menciumi kening Janu.

Menurut Andi, jenazah Janu akan dikremasi dulu, sebagaimanapermintaan istri Janu yang berada di Praha. "Saya sudah tawarkan istri dan anak-anak Janu untuk datang ke Indonesia, tapi mereka masih pikir-pikir," aku Andi.

Kabar meninggalnya Janu yang mendadak, tidak hanya mengejutkan jajaran manajemen tim yang langsung berkunjung ke RSI Jemursari. Parema pemain Persebaya DU, seperti Uston Nawawi, Basuki, Boumsong, Lopicic dan pemain lain juga terlihat datang ke RSI. Mereka berbaur bersama manajemen, staf pelatih dan puluhan suporter (Bonek).

Janu menangani tim Persebaya DU sejak November 2012 lalu. Mantan pelatih Arema Malang ini informasinya dikontrak Persebaya DU sebesar Rp 700 juta selama satu musim. Selama ini manajemen Persebaya DU selalu lancar membayar pelatih dan pemain.

Kapergian Janu yang mendadak juga membuat terkejut Andi Darussalam Tabusalla. Mantan Presiden Direktur PT LI dan yang mendatangkan Janu ke Indonesia ini merasa kehilangan. "Saya dengar kabar duka ini dari asisten pelatih Persebaya Surabaya DU, Tony Ho. Kebetulan saya di Surabaya, sekalian mampir ke sini (RSI)," kata Andi.

Andi menceritakan, Janu tidak diperhitungkan saat awal kedatangan di Indonesia. Setelah sukses memegang Arema, Janu disegani. Dia satu-satunya pelatih asing yang berlisensi. "Sayang sekali dia pergi dengan cepat ketika akan membentuk tim yang tanguh," tuturnya.

Andi berharap kepergian Janu tidak akan membuat Persebaya DU. Baik pemain dan pengurus harus siap menghadapi kompetisi tanpa ada Janu. "Pengurus harus secepatnya menyiapkan pengganti, karena kompetisi sudah dekat," tutup Andi.( ab/fat)


Anda sedang membaca artikel tentang

Gaji Janu Rp 700 Juta Misterius

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/01/gaji-janu-rp-700-juta-misterius.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Gaji Janu Rp 700 Juta Misterius

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Gaji Janu Rp 700 Juta Misterius

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger