Rektor UIN Malang : Sulut 'Guru Besar' Masyarakat Majemuk

Written By Unknown on Senin, 12 November 2012 | 11.35

Laporan wartawan Tribun Manado Ryo Noor

GUBERNUR

Sulut Sinyo Harry Sarundajang menerima penghargaan doktor honoris causa dari rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Latar belakang kisah itu pun dipaparkan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof DR H Imam Suprayago dalam pertemuan rektor UIN se Indonesia, di rumah dinas Gubernur Sulut, Minggu (11/11/2012).

Sebanyak 52 rektor, bersama petinggi Kementerian Agama dijamu di rudis gubernur.

Awalnya Suprayago mengatakan, tak mengenal Sarundajang. Perjalanan ke Maluku, dan Maluku Utara membawanya mendengar nama tokoh yang pernah memimpin dua daerah itu saat konflik horisontal. Sebagai tokoh berjasa membawa daerah yang berkonflik itu rukun damai, ia mengaku penasaran, ingin mengenal sosok Sarundajang lebih dekat lagi.  Bisa dibilang modal nekat, tanpa kenal lebih dulu, Suprayogo pun menelepon Sarundajang. Dalam percakapan awalnya, Suprayogo mengundang SHS membawakan kuliah tamu di UIN Malang. Permintaan itu pun diiyakan Gubernur Sulut. Untuk pertama kalinya dua tokoh pluralisme itu bertemu.

"Dari Bali ke Surabaya saya jemput beliau (Sarundajang) membawakan kuliah, Menceritakan pengalaman beliau memimpin masyarakat majemuk," ujarnya

Suprayago pun mengaku kagum dengan kepemimpinan majemuk Sarundajang. Terlintas ide dibenaknya, Sarundajang pantas menerima penghargaan doktor honoris causa.

"Kemudian Saya sampaikan bagaimana kalau bapak (Sarundajang) kami beri anugerrah doktor honoris causa," kata Suprayago ketika pertama kali maenawarkan niat itu ke Sarundajang.

Menurutnya, reaksi ayah dari Ivan Sarundajang itu terdiam sejenak. Suprayago sedikit kaget ketika mendengar jawaban SHS.
"dia diam sejenak, terus bilang saya (Sarundajang) ini bukan muslim, saya kristen. Kok mau beri penghargaan  tanya agama," sebut Suprayago.

Niat Suprayogo bukan retorika belaka, sesegera ia menyampaikan hal itu ke senat UIN Malang.  Ia mengaku cukup kaget, respon senat sangat menerima tak satu pun menolak, begitu pun ketika disampaikan ke koleganya di seentero negeri, semua menerima. "Ini aneh, baru pertama kali terjadi, mau kasih penghargaan saya bilang ke orangnya dulu, baru rapat senat. Untung mereka semua nerima," ungkapnya.

Dari sekian koleganya, Suprayago mengatakan ada satu tokoh tak setuju, yakni cuma satu tak setuju, Komarudin hidayat, rektor UIN di Jakarta, "Dia tidak setujunya komplain, kenapa dikasihnya di Malang bukannya Jakarta yang kasih, pak Komarodin komplain kecolongan, seharusnya dia (Komarudin) yang kasih penghargaan itu," ujarnya dengan nada canda disertai tawa para undangan.

Pilot Proyek Kemajemukan

Menurut Suprayago, Indonesia perlu pemimpin masyarakat majemuk, kemajemukan itu hakiki anugerah pemberian Sang Khalik. Cerita dua tokoh itu tak sampai disitu saja, banyak pemikiran ke depan. Semisal kata Suprayago, membawa konsep kepemimpinan masyarakat majemuk menjadi studi pendidikan. Wacana terbaru yang ikut dibicarakan dalam pertemuan kali ini, membawa Sulut menjadi pilot proyek kemajemukan di Indonesia.

Untuk mewujudkan itu, Suprayogo mengatakan harus dilandasi kerja sama, agar negeri ini bahagia, sejahtera dan aman.

Ia menyebut, ciri-ciri orang Indonesia itu malas berpikir,namun pintar meniru. Suatu ketika ia bertutur cerita dengan seorang tokoh, pembicaraannya soal langkah meniru.

Bak cerita Bebek di Mojekerto, ketika seorang punya usaha sukses ternak bebek, semua orang ikut meniru, akibatnya di Mojekerto banyak orang ternak bebek "sekarang ke Mojekerot sselalu bicara bebek. Bicara bebek bicara mojokerto. Di Blitar juga, banyak usaha ikan Koi, gurame, akhirnya ke Blitar bicara koi dan gurame," sebutnya.

Sama halnya dengan kemajemukan, kata Rektor UIN Malang itu untuk mengembangkannya harus ada contoh, supaya yang lain meniru semua. Conotoh kemjemukan itulah Sulut,

"Sulut dijadikan pilot project kerja sama kerukunan beragama, masyarakat plural, guru besar kerukunan di Indonesia. Saya ungkapkan saya gembira, setiap tahun berkumpul (rektor UIN) tapi tidak seperti kali ini berkumpul di Manado. Kali ini beda," ungkapnya.

Dalam pertemuan para rektor kali ini, merupakan agenda evaluasi seleksi penerimaan mahasiswa baru.


Anda sedang membaca artikel tentang

Rektor UIN Malang : Sulut 'Guru Besar' Masyarakat Majemuk

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2012/11/rektor-uin-malang-sulut-guru-besar.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Rektor UIN Malang : Sulut 'Guru Besar' Masyarakat Majemuk

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Rektor UIN Malang : Sulut 'Guru Besar' Masyarakat Majemuk

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger