Tribun Manado - Sabtu, 3 November 2012 11:14 WITA
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLTIM
‑ Ratusan warga Desa Paret kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mengamuk, menyerang dan membakar lokasi pertambangan pasir besi oleh PT Meitha Perkasa Utama (MPU), pada Kamis (1/11/2012) sekitar pukul 00.30 Wita.Informasi yang dihimpun tribun Manado menyebutkan tindakan warga merupakan akumulasi kemarahan warga yang selama ini telah melakukan penolakn terhadap keberadaan MPU yang telah melanggar ijin penambangan dan amdal yang dikeluarkan. "Puncaknya malam ini. Saat mereka menurunkan spanduk yang dipasang warga bertuliskan penolakan terhadap penambangan pasir besi," ujar Revfi Lengkong warga setempat saat ditemui usai penyerangan warga.
Pria yang sehari‑hari sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Boltim ini memperkirakan massa yang muncul spontanitas ini hampir berjumlah seribuan orang. "Massa sanggat banyak laki, perempuan dan anak‑anak bersatu. Merek marah karena sekuriti dipimpin Arifin (owner MPU) mencabut spanduk .Bahkan Memancing dengan sajam sehingga menimbulkan kemarahan kepada masyarakat," jelas Lengkong.
Lengkong mengatakan warga marah terhadap MPU karena merusak lingkungan dengan melakukan penambangan dilokasi yang tidak diijinkan. Padahal menurutnya ijin hanya diberikan untuk melakukan penambangan dilaut namun kini pihak MPU telah melakukan penambangan di daratan dan telah merusak hutan mangrove.
Warga lainnya bernama Kristo yang rumahnya tak jauh dari lokasi dia melihat ada 6 orang pria dewasa menggunakan sepeda motor lalu 2 diantaranya turun dan menuju tiang listrik dan memanjatnya untuk menurunkan spanduk yang di pasang dijalan masuk menuju perusahaan namun warga melihatnya berteriak.
Sesorang yang dikenalnya sebagai pria bernana Arifin memerintahkan anak buanya untuk lari. "Dia bilang. Ayo balik ayo balik. Saya takut kerena merek terlihat membawa pisau saya padamkan lampu rumah," jelas pria tersebut.
Bagian Humas PT MPU Dedi Ginoga
Kepada Tribun Manado mengatakan
Insiden tersebut telah direncanakan sejak lama oleh segelintir masyarakat. Beberapa kali pihanya mendapat sabotase akses air dan jalan oleh masyarakat.
Dedi mengetahui siapa aktor dibalik penyerangan tersebut. Namun penyerangan yang dilakukan warga tersebut adalah hal yang tak disangka dan mereka duga."Ini tidak disangka‑sangka atau diduga. Waktunya terlalu cepat dan dilakukan malam hari," ujar Dedi.
Dedi menuturkan pimpinannya telah memaafkan peristiwa yang merugika pihaknya namun pihaknya tetap menyerahkan ke proses hukum." Sangat disesali warga cina tidak bisa kita amankan," ucapnya sembari mengatakan belum bisa menaksir kerugian yang dialami pihaknya.
Kapolres Bolaang Mongondow (Bolmong) AKBP Enggar Brotosone saat di temui dilokasi kejadian mengatakan hasil penyelidikan sementara penyerangan terjadi akibat kemarahan warga karena spanduk yang mereka pasang diturunkan pihak perusahaan. " Sementara informasi yang kami dapat ada 4 warga negara asing (Cina) yang menjadi korban dua diantaranya telah dilarika ke rumah sakir Malalayang," jelas Enggar.
Menariknya Enggar menyebutkan MPU selama ini sangat tertutup bahkan kepada pihak kepolisian pun tidak diijinkan masuk. Pasalnya beberapa kali dirinya mengutus kasat Intel dan Kapolsek namun tidak diijinkan pihak perusahaan."Luarbiasa oerusahaan ini. Polisi saja tidak bisa masuk. Saya masuk kesini baru kedua kalinya. Sekarang dan waktu kunjungan Kapolda," jelas Enggar saat masuk kelokasi.
Data Tribun menyebutkan massa membakar sebuah barak pekerja, kantor, rumah pimpinan, kantin dan bangunan lain dirusak bahkan dibakar hingga rata dengan tanah berjumlah 6 buah.
Selain itu mobil yang terbakar yakni avansa, truk, Strada Double Gabin serta lima buah sepeda motor. Mobil izusu pick up dan 2 alat berat loder mengalami kerusakan.
Tak ada korban jiwa namun 4 warga negara asal cina terluka dan seorang warga indonesia lainnya. Keempatnya masing‑masing Benny dan Cuntung yang telah dirujuk ke RS Kandou. Selanjutnya Kim li Ciang dan Tse Tsuah. Selain keempat WNA tersebut terdapat warga Boltim bernama Udin Manoppo yang terluka.
PT MPU memiliki 156 pekerja lokal dan 15 pekerja asing. Sebelum kejadian ada sekitar 40 orang berada di dalam lokasi. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 30 miliar.
Sekadar dikatahui belakangan warga menolak aktivitas MPU karena telah memasuki wilaya daratan yang tidak diijinkan. Janji membangun tanggul untuk mencega abrasi tidak kunjung dilaksanankan padahal air laut telah menyusut hingga 40 meter ke darat.
Penolakan Sangadi dan warga Paret mendapat dukungan Bupati Boltim Sehan Landjar yang memintah MPU menghentikan pekerjaannya namun tidak digubris.
Anda sedang membaca artikel tentang
Ratusan Warga Paret Serang PT MPU
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2012/11/ratusan-warga-paret-serang-pt-mpu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ratusan Warga Paret Serang PT MPU
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ratusan Warga Paret Serang PT MPU
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar