Astaga, Sekolah Disegel, Siswa Terpaksa Belajar di Lapangan

Written By Unknown on Senin, 22 Oktober 2012 | 11.35

Tribun Manado - Senin, 22 Oktober 2012 12:19 WITA

TRIBUNMANADO.CO.ID, MALANG - Ratusan pelajar SDN Kedungsalam 2 dan SMP PGRI 1 Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, hari ini (22/10/2012) terpaksa belajar di lapangan sepak bola. Sebabnya, sekolah tempat mereka sehari-hari belajar, pagi tadi disegel oleh Suparno (44), warga setempat yang juga merupakan pemilik lahan kompleks sekolah tersebut.  

Penyegelan ini adalah buntut dari kekesalan Suparno, yang merasa bahwa keinginannya untuk mendapat ganti rugi atas pemakaian tanah tersebut, tak dihiraukan oleh Pemkab Malang.

Penyegelan sekolah ini, pertama kali diketahui oleh Kepala SMP PGRI 1 Kedungsalam, Mustari Abdul Mustofa, sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu, Mustari yang datang paling awal ke sekolah dibuat terkejut dengan terpasangnya blokade bambu, pada dua pintu masuk kompleks sekolah. Akibatnya, Mustari pun akhirnya sama sekali tak bisa memasuki sekolah yang dipimpinnya.

"Sebelumnya tidak ada pemberitahuan sama sekali kalau penyegelan ini akan dilakukan," kata Mustari.

Sadar bahwa lahan sekolah masih disengketakan, Mustari pun tak berani membongkar segel tersebut. Karenanya, saat para siswa mulai berdatangan, mereka lalu dikumpulkan di lapangan sepak bola, yang terletak persis di sebelah timur bangunan sekolah.

Kepada para siswa, Mustari meminta agar mereka tetap bersabar dan tetap datang ke sekolah setiap pagi meski segel belum dibongkar. Sebagai kompensasi dari hilangnya jam belajar siswa, sekolah berencana akan memberikan tambahan pelajaran bila nanti sekolah telah kembali dibuka.

Usai diberikan penjelasan singkat oleh Mustari, para siswa ini kemudian bergabung menjadi satu sesuai dengan kelasnya masing-masing. Dengan didampingi guru kelasnya, mereka tetap belajar sesuai jadwal, meski harus duduk dengan beralaskan rumput.

"Meski memang siswa-siswa yang dirugikan, kami tetap menunggu dari dinas pendidikan untuk datang kemari dan menyelesaikan masalah ini. Karena kalau soal tanah, kami tidak memiliki wewenang. Kami Cuma bisa berharap agar anak-anak bisa kembali bersekolah," pungkasnya.

Seperti pernah diberitakan, lahan sekolah seluas 1800 meter persegi tersebut, pada awal Oktober silam dipermasalahkan oleh Suparno. Pria tersebut mengklaim bahwa lahan itu adalah milik almarhum ayahnya, Krijomedjo.

Klaim itu ia buktikan dengan kepemilikan surat petok D dan beberapa lembar bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi Bangunan).

Atas klaim tersebut, Suparno lantas mendesak agar Pemerintah Kabupaten Malang mengembalikan tanah tersebut kepada keluarganya, atau setidaknya memberikan ganti rugi senilai Rp 1 miliar.


Anda sedang membaca artikel tentang

Astaga, Sekolah Disegel, Siswa Terpaksa Belajar di Lapangan

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2012/10/astaga-sekolah-disegel-siswa-terpaksa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Astaga, Sekolah Disegel, Siswa Terpaksa Belajar di Lapangan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Astaga, Sekolah Disegel, Siswa Terpaksa Belajar di Lapangan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger