TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Badan SAR Nasional menemukan dua objek besar bagian Pesawat AirAsia QZ8501.
Selain temuan badan pesawat, Basarnas juga telah menemukan genangan minyak yang diduga merupakan bahan bakar dari pesawat yang hilang kontak sejak Minggu (28/12) akhir tahun lalu. Dua obyek tersebut, berada pada posisi yang saling berdekatan.
"Dengan genangan minyak dan bagian besar dari pesawat ini saya pastikan bagian dari pesawat AirAsia yang kita cari selama ini. Posisi keduanya (dua obyek pesawat) berdekatan satu dengan yang lain," ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI, F Henry Bambang Soelistyo, dalam jumpa pers di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Sabtu (3/1) kemarin.
Soelistyo menjelaskan, dua obyek tersebut terdiri dari obyek tiga dimensi berukuran 9,2 x 4,6 x 0,5 meter dan obyek dua dimensi berukuran 7,2 x05 meter. Obyek tersebut ditemukan Jumat malam, sekitar pukul 23.40 WIB.
Namun Soelistyo tidak menyebutkan lokasi ataupun titik koordinat ditemukannya dua obyek tersebut. Dalam melakukan pencarian, Basarnas menurunkan alat dari kapal Geo Survey bernama Remotely Operated Vihacle (ROV).
Alat tersebut akan digunakan untuk memotret dua objek tersebut."Kegiatan saat ini, kami akan menurunkan ROV ke bawah permukaan laut untuk mendapatkan picture," kata Soelistyo.
Basarnas, juga akan menerjunkan para penyelam ke lokasi ditemukannya dua obyek tersebut untuk kemudian melakukan evakuasi jika ditemukan jenazah maupun benda lainnya. "Kita akan turunkan penyelam, karena lokasi penemuan obyek tersebut ada di bawah kedalaman 30 meter," kata Soelistyo.
Sementara itu, Kapal Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendeteksi keberadaan benda di dasar Selat Karimata. Belum diketahui benda apa yang dimaksud, namun diduga itu merupakan bagian dari pesawat AirAsia QZ8501.
"Kami belum tahu apakah itu ekor, apakah kerangka dan sebagainya kami belum bisa pastikan. Itu hasil screening dari sonar detektor yang ada di kapal BPPT," kata Direktur Operasional Badan SAR Nasional, SB Supriyadi di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Penemuan itu berlangsung Kamis (2/1) kemarin, saat Baruna Jaya melakukan pencarian di lokasi sekitar jatuhnya AirAsia QZ8501. Menurut Supriyadi, Baruna Jaya membawa alat sonar yang memungkinkan mendeteksi benda di dasar laut. "Kapalnya navigasi dari udara itu sudah mendapatkan siluet-seluet dari gambar di bawah air," katanya.
Setidaknya, ada dua atau tiga titik yang dicurigai Baruna Jaya terdapat pecahan tubuh pesawat AirAsia. Namun, apakah memang benar di titik yang dicurigai itu terdapat pesawat AirAsia atau tidak, hal itu masih perlu dibuktikan.
"Mereka akan membuktikan melalui robot selam di bawah laut, muda-mudahan dengan kamera selam itu bisa diambil kebenarannya," ujarnya.
Sementara itu, Tim Rusia telah berkoordinasi dengan Basarnas untuk membantu pencarian pesawat AirAsia QZ8501.
Chief Military Expert atau Kementerian Situasi Darurat Rusia dan Ketua Tim SAR Rusia Eduard N Chizhov mengatakan tujuan kedatangan Rusia untuk membantu pencarian Black Box.
"Tujuan utama kami adalah untuk menemukan black box, kemudian untuk mengeluarkan itu dari laut," kata Eduard di Kantor Basarnas, Sabtu (3/1/) kemarin.
Rusia juga akan membantu melakukan pencarian jenazah dan beberapa serpihan pesawat.
"Mengenai waktu, bisa dibilang kami akan berada di sini sampai kapan pun Indonesia membutuhkan kami dan sampai kami menyelesaikan tugas kami," jelasnya.
Pasukan Rusia tiba di Indonesia dengan menggunakan dua pesawat yakni pesawat amfibi BE 200 dan IL-76. Menurutnya, kedua pesawat tersebut memiliki perlengkapan yang dibutuhkan dalam pencarian AirAsia QZ8501.
Selain mengirimkan dua pesawat untuk membantu pencarian pesawat Air Asia QZ8501, Rusia juga menyertakan 72 orang pasukan andal.
AirAsia Langgar Jadwal Terbang
INVESTIGASI kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura membuka fakta tentang pelanggaran jadwal terbang. AirAsia rute tersebut ternyata tak memiliki jadwal terbang di hari Minggu.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murjatmodjo mengatakan, izin yang diberikan kepada AirAsia rute Surabaya- Singapura adalah terbang pada hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Kenyataannya, AirAsia rutin terbang pada Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu.
Karena itu, Kementerian Perhubungan melakukan investigasi untuk menemukan si pemberi izin AirAsia terbang di luar jadwal yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara.
"Kami tahu, pasti ada yang memberi izin. Nah, sekarang kami teliti siapa yang memberi izin dan kenapa. Mohon ditunggu waktunya hasilnya, kita secepat-cepatnya," kata Djoko di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Sabtu (3/1).
Untuk menemukan si pemberi izin tersebut, Kemenhub akan mengirim aparat Inspektorat ke Surabaya. "Senin depan akan kami kirim Inspektorat ke lapangan untuk mengecek satu per satu," ujar Djoko.
Djoko juga mengatakan, pemberi izin tersebut pasti akan dikenai sanksi berat. "Akan kami pindahkan agar tidak menangani pekerjaan itu. Bisa juga dinonaktifkan," ucapnya.
Djoko menegaskan, Direktur Jenderal Perhubungan Udara merupakan satu-satunya pejabat yang berwenang mengeluarkan izin rute penerbangan. Jika maskapai hendak mengubah jadwal, maskapai harus melapor ke Ditjen Perhubungan Udara untuk dibuatkan jadwal baru.
Surat Ditjen Perhubungan Udara tanggal 24 Oktober 2014 perihal izin penerbangan luar negeri periode winter 2014/2015 menyatakan bahwa jatah terbang AirAsia rute Surabaya-Singapura adalah empat hari per pekan yakni Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.
Tindakan lain yang dilakukan Kemenhub atas pelanggaran yang dilakukan AirAsia adalah membekukan izin AirAsia rute Surabaya- Singapura. Menurut Djoko, bukti pelanggaran jadwal tersebut menjadi dasar pembekuan izin AirAsia rute Surabaya-Singapura. "Izin dibekukan sampai evaluasi dan investigasi lebih lanjut," katanya.
AirAsia terbang perdana Surabaya-Singapura dan sebaliknya pada 15 Juli 2013. Pada saat itu, AirAsia memiliki jadwal terbang setiap hari dan di tiap-tiap hari terdiri atas tiga penerbangan dari Surabaya ke Singapura maupun sebaliknya.
Sebelumnya, muncul laporan bahwa pada Minggu (28/12), pilot AirAsia QZ 8501 terbang tanpa mengambil data cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Seperti diketahui, pesawat yang take off dari Surabaya pukul 05.36 WIB itu hilang kontak mulai sekitar puul 06.15 WIB.
Pada hari ketiga pencarian, AirAsia QZ 8501 jatuh ke laut di dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Terkait laporan itu, pada Jumat (2/1), Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melakukan inspeksi mendadak ke ruang briefing pilot di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Jonan sempat memarahi seorang direktur AirAsia yang berargumen briefing bagi pilot sebelum terbang merupakan cara lama.
Terkait data cuaca, seorang pilot sipil, Fadjar Nugroho, mengakui bahwa regulasi di Indonesia mengharuskan penerbangan harus menggunakan data cuaca dari BMKG.
Dulu, kata Fadjar, para pilot ataupun staf maskapai harus mengambil dokumen data cuaca dari BMKG. Namun, BMKG kini juga menyediakan versi online.
Sejak BMKG menyediakan laporan cuaca versi online, menurut Fadjar, banyak penerbang dan flight operation officer (FOO) yang tak datang ke kantor BMKG untuk mengambil data cuaca. Menurut Fadjar, laporan cuaca untuk penerbangan versi online sangat membantu para FOO untuk lebih berkonsentrasi melepaskan penerbangan tanpa perlu berlari-lari mengambil fotocopy laporan cuaca.
Karena itu, Fadjar menganjurkan Jonan menyambangi fasilitas BMKG di daerah, untuk mengetahui keluhan para peramal cuaca.
"Pak Menteri, jangan damprat kami karena mendapatkan informasi cuaca dari internet karena informasi cuaca tersebut juga dari BMKG," tulis Fadjar di surat terbukanya.
Di bagian akhir surat, Fadjar menyatakan cuaca di seluruh Indonesia pada bulan-bulan ini relatif sama, tak hanya pada rute Surabaya-Singapura.
Penghentian penerbangan rute Surabaya-Surabaya, menurut dia tak menyelesaikan masalah. (tribunnews/sen/kps/ikang/dtk)
Berita ini dapat Anda simak di Tribun Manado edisi cetak terbit hari ini. Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id yang senantiasa menyajikan secara lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado online.
Anda sedang membaca artikel tentang
Akhirnya Badan Pesawat Ditemukan, Tim Rusia Fokus Cari Black Box
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2015/01/akhirnya-badan-pesawat-ditemukan-tim.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Akhirnya Badan Pesawat Ditemukan, Tim Rusia Fokus Cari Black Box
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Akhirnya Badan Pesawat Ditemukan, Tim Rusia Fokus Cari Black Box
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar