Tajuk Tamu : Antara Pilpres dan Piala Dunia

Written By Unknown on Rabu, 18 Juni 2014 | 11.35

Ribut Lupiyanto
* Deputi Direktur C-PubliCA-Yogyakarta
* Penikmat Sepak Bola

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dinamika yang menyertai pemilihan presiden (pilpres) semakin panas bahkan menjurus kasar. Hal ini merupakan efek bipolarisasi dan rivalitas yang ekstrim antara kedua kontestan. Debat, klaim, hingga saling serang hadir tanpa jeda dalam komunikasi media sosial hingga perbincangan di kedai kopi.

Iklim ini bisa menjadikan publik semakin melek dan dewasa berpolitik. Selain itu juga berpotensi mengganggu kenyamanan dan menimbulkan konflik. Banyak pengguna media sosial mulai mengungkapkan rasa kecewa, bosan, bahkan mengutuk fenomena ini. Mayoritas menuntut pemulihan suasana yang bersahabat dan tidak sedikit memutuskan cuti dari media sosial hingga pascapilpres.

Aura pilpres dipastikan segera memudar seiring dengan kehadiran pentas olahraga paling akbar di planet ini, yakni Piala Dunia 2014 di Brasil mulai 13 Juni hingga 13 Juli 2014. Sepak bola sebagai olah raga paling digandrungi mayoritas anak negeri, selalu lebih menarik dibandingkan hiruk pikuk politik. Kondisi ini merupakan potensi, sekaligus ancaman bagi penyelenggaraan pilpres yang sukses.

Potensi atau ancaman Piala Dunia bagi pilpres tergantung setiap pihak memaknainya. Dunia sepak bola termasuk Piala Dunia menjadi ajang pemersatu anak manusia. Perbedaan afiliasi politik menjadi tidak bermakna tatkala bersama-sama menikmati dinamika sepak bola. Dukungan pilpres bisa menjadi sirna dan antarkubu akan bersatu ketika mengikuti dinamika Piala Dunia, apalagi memiliki kesamaan tim favorit.

Fanatisme pendukung dan dukungan total secara moril-material akan muncul untuk kesebelasan dan pemain favoritnya. Hansen (1998) menjelaskan fenomena ini dengan menyebutnya sebagai deindividuisasi. Artinya, sebagian dari identitas pribadi terkikis dan mereka mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari tim favoritnya.

Nils Havemann (2014) menegaskan bahwa sepak bola adalah sebuah kultur atau cerminan dari suatu masyarakat. Situasi organisasi sepak bola di suatu negara dapat menjelaskan banyak hal situasi politik maupun ekonomi masyarakat tersebut. Hal ini melengkapi apa yang dikemukakan oleh Richard Giulianotti dalam bukunya berjudul Sepakbola: Pesona Sihir Permainan Global (1999) bahwa intervensi politik kerap hadir di lapangan. Semakin mapan organiasi persepakbolaan dan semakin minim intervensi politik menunjukkan semakin maju suatu bangsa.

Mengawinkan kepentingan

Kehadiran Piala Dunia bisa menjadi magnet pendulang suara bagi kontestan pilpres. Kondisi ini dapat tercipta jika kubu capres, tim pemenang, dan pendukungnya dapat mengawinkan kepentingan politik dengan Piala Dunia. Even nonton bareng (nobar) dapat gencar dioptimalkan untuk politisasi elektoral pilpres. Fasilitas dan kemasan menarik dapat berbuah simpati dan dukungan politik publik. Hal yang perlu dihindari adalah memanfaatkan massa dengan menghadirkan politik uang.

Politisasi Piala Dunia mesti dilakoni secara positif demi kepentingan pendidikan politik. Capres-cawapres penting menyampaikan komitmennya terkait pembangunan olahraga, khususnya sepak bola ke depan. Jaminan independensi pengelolaan dari bau politik mesti dijanjikan. Visi dan misi dari kedua kubu terlihat sangat minim menyentuh aspek ini. Dalam interaksi langsung ini mestinya dijelaskan secara gamblang dan rinci. Publik mesti menuntut kepada capres dan cawapres akan komitmennya mengantarkan Indonesia berwibawa dalam dunia sepak bola. Peta jalan menuju Piala Dunia penting diminta demi meyakinkan mimpi seluruh anak negeri melihat tim nasional berlaga di kancah internasional.

Simbiosis mutualisme antara Piala Dunia dan Pilpres dapat dilakukan pula oleh penyelenggara pemilu. Kepentingannya adalah untuk sosialisasi dan menggaet partisipasi politik publik. Partisipasi politik menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan kinerja mereka. Angka partisipasi pemilu dan pilpres sejak era reformasi terus mengalami penurunan.
Dalam Pilpres 2004 putaran pertama, partisipasi pemilih sebanyak 78 persen, sedangkan di putaran kedua menurun menjadi 75 persen. Selanjutnya di Pilpres 2009 tingkat partisipasi pemilih turun menjadi 72,10 persen.

Piala Dunia yang menyedot perhatian sebagian besar rakyat Indonesia bisa mengancam angka partisipasi. Secara teknis, siaran sepak bola di dini hari hingga pagi semakin mengkhawatirkan bagi kehadiran warga di TPS pada 9 Juli 2014 nanti. KPU mau tidak mau mesti masuk dalam dinamika Piala Dunia, demi merengkuh partisipasi politik.
Ruh sportivitas Piala Dunia ini harapannya menular ke pilpres. Dalam sepak bola sangat jarang dilakukan penyerangan opini negatif ke pihak lawan. Psywar memang ada, tetapi umumnya yang dilakukan adalah menyombongkan kelebihan timnya. Fenomena sebaliknya terjadi di politik. Pilpres kali ini membuktikan kampanye negatif hingga hitam lebih dominan dibandingkan menjual visi dan misinya.

Kontestan pilpres penting belajar dari sepak bola guna membalikkan budaya ini. Menang ataupun kalah dalam sepak bola menjadi fenomena biasa dan selalu diakhiri dengan jabat tangan antartim. Tidak ada dendam yang menghinggapi apalagi konflik berkepanjangan, meski sekadar antarindividu. Lagi-lagi kontestan pilpres mesti belajar kepada budaya sepakbola ini. Hal ini sebagaimana ditunjukkan John McCain yang sportif mengakui kekalahan dan langsung menelepon Barack Obama mengucapkan selamat atas terpilihnya sebagai presiden Amerika Serikat.

Setiap pihak yang abai dan salah memaknai terhadap dinamika Piala Dunia dapat membuahkan ancaman yang kontra produktif. Politisasi berlebihan apalagi mengarah ke praktik negatif justru bisa menimbulkan antipati. Namun jika tidak dioptimalkan, kepentingan politik bisa tertinggalkan. Jangan salahkan jika topik politik akan tenggelam dibenamkan hiruk pikuk Piala Dunia. Piala Dunia menjadi faktor penting disadari berpengaruh dalam pemenangan dan partisipasi pilpres.


Anda sedang membaca artikel tentang

Tajuk Tamu : Antara Pilpres dan Piala Dunia

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/06/tajuk-tamu-antara-pilpres-dan-piala.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Tajuk Tamu : Antara Pilpres dan Piala Dunia

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Tajuk Tamu : Antara Pilpres dan Piala Dunia

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger