TRIBUNMANADO.CO.ID - Lengkong Wuaya merupakan tokoh pemimpin subetnis Tonsea. Ia dikenal dengan nama Teterusan. Ia hidup pada abad ke-17. Sebagai seorang panglima perang suku, ia dikenal sebagai orang berani dan kuat.
Bersama saudaranya, ia terlibat sebagai pasukan kerajaan Minahasa pada perang dengan Kerajaan Bolaang Mongondow pada 1661.
Ketokohannya kemudian diabadikan dalam bentuk patung yang berdiri di pertigaan jalan Arie Lasut (Kombos) dan jalan utama Manado-Bitung di Kecamatan Mapanget sekitar tahun 1970-an, atas prakarsa Gubernur HV Worang. Patung itu kemudian dibuat oleh pematung Tarsi Paat.
Patung itu menjadi 'penghias' Jembatan Kairagi. Beberapa kali pembenahan kota, patung itu menjadi korban. Saat Jembatan Kairagi diperlebar menjadi dua jalan, patung itu dipindahkan. Namun, dalam proses pemindahan itu, kakinya rusak.
Setelah jembatan selesai dibangun, patung itu kembali menghias. Namun, kondisinya sudah berbeda. Patung yang awalnya memperlihatkan sampai ujung kaki, hanya tampak hingga di betis. Sisanya tertutup kotak beton yang menjadi landasan.
Ternyata kerusakan juga tampak pada ujung tombak yang dikenakannya. Tombak yang bengkok kemudian dipatahkan sehingga sang tokoh tampak seperti hanya membawa sebatang kayu.
Anda sedang membaca artikel tentang
Lengkong Wuaya Pernah Terlibat Perang di Bolmong
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/06/lengkong-wuaya-pernah-terlibat-perang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Lengkong Wuaya Pernah Terlibat Perang di Bolmong
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Lengkong Wuaya Pernah Terlibat Perang di Bolmong
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar