Laporan wartawan Tribun Manado Kevrent Sumurung
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Setiap Calon Legislatif (Caleg) yang bertarung untuk memperebutkan kursi, baik DPR RI, provinsi maupun kabupaten dan kota, harus mempunyai strategi khusus untuk menarik simpati para pemilik suara yang notabene adalah masyarakat.
Mereka pun bahkan harus mempersiapkan dana yang cukup besar untuk bisa memenangkan pertarungan pada pemilu yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Dana tersebut pun digunakan untuk biaya pemenangan serta membayar konstituennya agar dapat menarik simpatik dan dapat memilihnya.
Lembaga Indonesia Observer mencatat, ada beberapa daerah yang memang harus mengeluarkan dana yang besar untuk bisa menarik simpatik. Daerah tersebut yakni di wilayah pesisir dan pegunungan yang ada di tanah Nyiur Melambai ini. Direktur Lembaga Indonesia Observer, Andre Mongdong mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan, daerah pesisir pantai dan juga pegunungan memiliki masyarakat yang pragmatis transaksional.
Masyarakat tersebut pun sangat mudah dipengaruhi. Namun demikian, Andre pun enggan menyebutkan bahwa suara bisa dipengaruhi oleh uang. Dikatakan Andre, daerah tersebut bisa berubah dan dapat dipengaruhi, kemungkinan dikarenakan faktor phisikologi dari pemilih tersebut. Persentasenya pun memang cukup kecil mencapai 10 hingga 15 persen.
Selain ada pemilih pragmatis, ada juga kategori pemilih primordial yang artinya daerah tersebut pernah mempunyai sistem kerajaan. Mereka merupakan pemilih yang berdasarkan patron dan penganut sistem feodal. Dia pun memberi contoh seperti di Sanger, Talaud serta di wilayah Bolmong. Pada daerah tersebut, masyarakatnya masih mendengar saran dari orang yang jadi panutan atau tokoh adat. "Para pemilih mendengar tua-tua kampung. Biasanya yang mereka pilih yang masih berhubungan dengan kerabatnya," terangnya.
Selanjutnya, ada juga pemilih rasional. Tipe pemilih tersebut pun terbagi dua masing-masing rasional idialis dan rasional pragmatis. Dua tipe tersebut pun mempunyai perbedaan meskipun memiliki persamaan. Dia menjelaskan untuk tipe pemilih rasional idialis yakni si pemilik suara tak akan terpengaruh bujuk rayuan para caleg meskipun telah ditawari dengan uang. Tipe pemilih tersebut, mempunyai pilihannnya sendiri dan tak akan menerima uang dari caleg manapun.
Ini berbeda dengan pemilih rasional pragmatis. Pada tipe tersebut, justru pemilih akan mengambil uang dari para caleg dan pada saat pemungutan suara nanti, pemilik suara tersebut pun belum tentu menentukan pilihan pada pemberi uang. "Jadi tipe pemilih seperti ini musti diwaspadai oleh caleg. Dia akan ambil uangnya namun tak memilih celg tersebut karena sudah memiliki calonnya sendiri," sebutnya.
Tipe pemilih rasional idialis dan rasional pragmatis tersebut pun paling tinggi berada di Manado. Persentasenya yaitu 75 hingga 81 persen. Tipe pemilih tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pendapatan atau ekonomi yang cukup lumayan. "Dan biasanya pemilih rasional berasal dari kalangan yang berpindidikan diatas SMA," jelasnya.
Nah, dari persentase tersebut ternyata masih ada 10 persen yang hingga saat ini belum menentukan pilihan. Angka tersebut pun dapat mempengaruhi pemilu nanti untuk di wilayah Manado. Manado pemilihnya sangat signifikan mencapai 81 persen. "Jadi hati-hati para Caleg yang mengandalakan uang, bisa dimiskinkan oleh pemilih," sarannya.
Nah, berapakah biaya yang harus dikeluarkan oleh para Caleg, baik DPR RI, Provinsi maupun Kabupaten dan Kota? Andre Mongodong tak enggan menyebutkan nominalnya. Namun, Andre membagi dalam dua kategori dana yang harus dikeluarkan. Untuk DPR RI para caleg pun harus mengeluarkan dana 70 persen untuk serangan udara meliputi pencitraan dan 30 persen untuk biaya mobilisasi pemenangan.
Persentase tersebut pun berbanding terbalik dengan caleg untuk kabupaten kota yakni 30 persen untuk pencitraan dan 70 persen untuk mobilisasi. Perbedaan yang terbalik tersebut karena dianggap pertarungan yang sangat bergengsi sehingga para caleg pun sangat jor-joran berkampanye. "Padahal wilayahnya kecil. Untuk caleg Provinsi pun persetasenya 50 persen untuk pencitraan dan 50 persen untuk mobilisasi," ucapnya.
Jadi, lanjutnya, untuk Caleg DPR RI, sebenarnya tidak perlu mengeluarkan dana yang cukup banyak. Para caleg bisa bisa santai dan pengeluaran tak besar asalkan mampu memenegemenkan keuangan untuk pemenangannya pada pemilu nanti. (*)
Ikuti terus berita pemilu di tribunmanado.co.id melalui topik: Pemilu di Sulut 2014, selengkapnya baca Tribun Manado edisi cetak terbit tiap hari.
Anda sedang membaca artikel tentang
Survei di Sulut: Wilayah Pesisir dan Pegunungan Mudah Dipengaruhi
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/04/survei-di-sulut-wilayah-pesisir-dan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Survei di Sulut: Wilayah Pesisir dan Pegunungan Mudah Dipengaruhi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Survei di Sulut: Wilayah Pesisir dan Pegunungan Mudah Dipengaruhi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar