Nyepi, Saatnya Meminta Ampun dan Mohon Keselamatan

Written By Unknown on Selasa, 01 April 2014 | 11.36

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- Awal tahun baru biasanya dirayakan secara meriah. Namun tidak bagi umat Hindu, mereka merayakannya dengan doa dalam keheningan.

Libur panjang sejak Sabtu hingga Senin (31/3/2014) merupakan kesempatan sebagian besar warga Manado berlibur. Suasana Kota Manado pun tampak ramai, di sejumlah ruas jalan terjadi kemacetan. Namun kemacetan itu diciptakan para simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang hendak menghadiri kampanye terbuka yang dihadiri Megawati Soekarnoputri di Lapangan KONI, Sario Manado.

Di satu sudut kota, tepatnya di Pura Jaghadita, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, tak ada hiruk pikuk keramaian di situ. Tampak beberapa umat Hindu melaksanakan sembahyang. Kemarin umat Hindu memasuki Tahun Baru Saka 1936.
Meski itu tahun baru, tak ada makanan dan minuman melimpah yang tersedia. Mereka menjalani tahun baru itu dengan menyepi, hidup dalam keheningan dan doa. Mereka bahkan tak boleh melakukan sejumlah kegiatan seperti hari-hari biasa, misalnya bekerja, memasak, atau berkunjung ke rumah kerabat atau kenalan

"Ini Hari Raya Nyepi, suasananya harus sepi, tidak boleh melakukan aktivitas selain istirahat dan sembahyang. Jadi selama 24 jam kami hanya tidur-tiduran. Ini bagi umat Hindu yang tak mau melakukannya, tergantung orangnya saja," ujar Dewa Made satu di antara umat Hindu yang ditemui Tribun Manado di tempat sembahyang itu.

Dengan nada pelan ia menjelaskan tentang aktivitas umat saat Nyepi. Menurutnya, umat dilarang menyalakan api, tidak boleh beraktivitas, tidak boleh bepergian, dan tidak boleh menikmati hiburan. Mereka menjalani itu sehari penuh, mulai pukul 06.00 pagi hingga jam yang sama keesokan hari.
"Ini merupakan proses penyucian diri dari dosa," katanya.

Selain menjalani empat larangan itu, umat Hindu juga pergi ke pura untuk sembahyang. Sebelum masuk ke Mandale Utama Pura untuk sembahyang, mereka harus mengambil sesajen dan air sucipura dan melepaskan sendal atau alas kaki. Umat juga harus melukat atau meminta izin dan membersihkan diri  serta harus mengucapkan "Om suastiastu" yang berarti semoga selalu dalam keadaan selamat. Ucapan itu itu sama dengan minta izin kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Untuk sembahyang umat Hindu harus membawa canang yang terbuat dari janur yaitu daun kelapa yang masih muda dan daun pohon jaka sebagai alasnya. Canang itu dibentuk sedemikian rupa dan dijarit menggunakan batang bambu yang telah dipotong  dan kemudian dihiasi dengan bunga-bungaan yang berwarna-warni yang merupakan simbol dari  Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga porosan yaitu pinang yang dibungkus dengan sirih dan dupa," ujar Komang Rai, umat Hindu lainnya.

Di pura itu umat boleh mengambil tempat masing-masing dan duduk bersila untuk berdoa. Dalam doa itu mereka meminta ampun kepada yang Tuhan akan dosa-dosa dan meminta keselamatan.


Anda sedang membaca artikel tentang

Nyepi, Saatnya Meminta Ampun dan Mohon Keselamatan

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2014/04/nyepi-saatnya-meminta-ampun-dan-mohon.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Nyepi, Saatnya Meminta Ampun dan Mohon Keselamatan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Nyepi, Saatnya Meminta Ampun dan Mohon Keselamatan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger