Kisah Makam Sultan Banten yang Menjadi Tempat Ratu Atut Mengadu

Written By Unknown on Jumat, 20 Desember 2013 | 11.35

TRIBUNMANADO.CO.ID-Kesultanan Banten meninggalkan jejak sejarah yang kuat di Provinsi Banten. Berbagai situs peninggalan kerajaan Banten masih dapat dijumpai di beberapa titik di kawasan Banten. Seperti terdapat di kawasan Banten Lama, Serang, makam raja-raja Bantenmasih ada dan ramai dikunjungi masyarakat.

Ada tiga lokasi pemakaman raja-raja Banten yang terletak di Kasunyatan, Desa Banten, dan Kenari. Makam-makam tersebut kerap digunakan peziarah dari berbagai tempat sebagai termpat berdoa kepada Tuhan, untuk memohon keselamatan bagi diri peziarah.

Tak hanya untuk keselamatan warga biasa, tempat yang dikeramatkan itu juga kerap didatangi pejabat sekitar kawasan Banten, termasuk Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

"Ibu Atut datang menjelang (Pilkada) dan setelah (Pilkada)," ujar Apendi, seorang pengurus pemakaman Raja Banten di Kasunyatan, Serang, Banten kepada Tribunnews.com, Kamis(19/12/2013)

Ketika Ratu Atut berziarah, biasanya kondisi pemakaman sudah disterilkan di bagian depan, untuk memberi tempat bagi sang Gubernur. "Kami atur, jadi peziarah umum lewat samping, bagian depan digunakan Ibu Atut untuk berdoa," tuturnya.

Pemakaman di kawasan Kesunyatan sendiri merupakan sebuah kompleks pekuburan keluarga raja yang berisi makam Sultan Maulana Yusuf, cucu dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati, pendiri Kesultanan Banten.

Makam Sultan Maulana Yusuf inilah salah satu lokasi yang disinggahi Ratu Atut menjelang gelaran Pilkada. Di dalam kompleks makam, selain makam sang raja, terdapat pula makam dari ajudan-ajudan raja dan keturunan-keturunannya.

Menurut Tubagus Imron, seorang keturunan Raja yang juga pengurus Makam Sultan Maulana Yusuf, menjelang Pilkada Ratu Atut biasanya berkeliling ke tiga komplek makam tersebut. Selain untuk berdoa meminta restu dan keselamatan di ketiga pemakaman keramat tersebut, Ratu Atut juga sekaligus memohon dukungan dan restu dari keturunan-keturunan raja yang bermukim di sekitar pemakaman. "Dia (Atut) biasa bawa bingkisan, uang juga untuk dibagi-bagikan. Banyak juga yang berpikir pendek dan ikut memilih dia," tutur Tubagus.

Namun ia juga menyayangkan, kepedulian Ratu Atut terhadap warga sekitar makam dan keturunan Sultan Banten di wilayah tersebut hanya timbul saat menjelang Pilkada. Ketika telah berhasil menduduki kursinya, tidak ada manfaat apapun yang mereka terima dari orang yang telah mereka dukung itu.

Padahal ia meyakini, jika Ratu Atut membangun hubungan yang baik secara rutin kepada mereka, para keturunan Sultan tersebut akan mendukung Ratu Atut secara penuh. "Begitu udah naik sih lupa, nah sekarang dia kena kan (jadi tersangka)," ujarnya.

Ia menuturkan saat ini banyak sanak keluarga dan keturunan Sultan Banten justru hidup dalam kesulitan dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah Provinsi Banten yang dipimpin oleh seorang Ratu (Keturunan Sultan Banten).

Imron berharap, pemimpin selanjutnya dapat lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat Banten sehingga bisa lebih hidup secara layak, termasuk para keturunan Sultan Banten yang masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan. "Kayak, saya ini, kerja di makam saja, mau berdagang tidak ada modal," ujarnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Kisah Makam Sultan Banten yang Menjadi Tempat Ratu Atut Mengadu

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/12/kisah-makam-sultan-banten-yang-menjadi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kisah Makam Sultan Banten yang Menjadi Tempat Ratu Atut Mengadu

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kisah Makam Sultan Banten yang Menjadi Tempat Ratu Atut Mengadu

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger