TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - PARA pengamat politik di Sulawesi Utara memiliki penilaian tersendiri terkait kunjungan peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo ke Manado.
Sejuta makna mengemuka karena Ketua DPD Partai Demokrat Sulut, Vicky Lumentut mengikutsertakan Pramono dalam berbagai event akbar yang digelar di Manado, tepat saat kunjungannya, Rabu (4/12/2013).
Jefry Paat, pengamat politik yang juga dosen FISIP Unsrat Manado menilai, kedatangan ini bagian dari instruksi pimpinan Demokrat di pusat yang harus diamankan DPD Partai Demokrat Sulut.
"Ini setingan nasional. Melihat benang merah bahwa Pramono adalah ipar Ketua Umum Partai Demokrat (Susilo Bambang Yudhoyono) dan salah satu capres potensial di konvensi capres Partai Demokrat tentunya instruksi ini harus diamankan termasuk oleh pengurus DPD Demokrat Sulut," ungkapnya.
Kendati DPD Demokrat Sulut belum menyatakan secara resmi siapa capres yang akan mereka dukung, namun menurut Paat dari perilaku politik yang terjadi Rabu (4/12) sudah jelas siapa capres yang didukung.
"Sudah dekat waktunya dan sudah terbaca dari perilaku politik ke mana Demokrat akan menentukan capresnya. Hanya tentunya selayaknya pilpres finalnya tergantung juga dari hasil pileg (pemilihan legislatif). Jika perolehan suara Demokrat agak lemah mau tidak mau ada alternatif gandeng calon partai lain," ungkapnya.
Terkait pendapatnya bahwa dukungan DPD Demokrat Sulut yang dikomandoi Vicky Lumentut kepada Pramono dan bukan kepada capres Sinyo Harry Sarundajang sebagai putra daerah, menurut Paat hal tersebut tak dapat dihindari.
"Mungkin DPD Demokrat Sulut menilai SHS tidak layak. Tentu saja namanya capres harus melihat pertimbangan nasional, sedangkan SHS dari kaum minoritas dan dalam sejarah belum pernah ada presiden dari luar orang Jawa," ujarnya.
Apakah Demokrat Sulut pesimistis jika mencalonkan SHS? Menurut Paat, pertimbangan dalam skala nasional dan settingan nasional sudah seperti benang merah yang tak bisa diputus. "Mau tidak mau Vicky Lumentut sebagai Ketua Partai Demokrat Sulut harus ikut garis merah jika masih ingin dianggap di Partai Demokrat," jelasnya.
Ronny Gosal, pengamat politik Sulut lainnya pun menilai senada yakni ada unsur settingan nasional dari kunjungan Pramono yang merupakan ipar Presiden SBY ke Sulut.
"Dia peserta konvensi capres Demokrat jadi memang harus sering sosialisasi dan pencitraan ke daerah-daerah. Karena memang bagi mayarakat Sulut, Pramono belum begitu di kenal. Kalau orang partai kenal, tapi arus bawah belum kenal," kata Gosal yang juga dosen FISIP Unsrat Manado ini.
Terkait penyambutan luar biasa oleh DPD Demokrat Sulut menurut Gosal, hal itu pengaruh budaya yang lebih senang menyambut tamu. "Kalau ada tamu datang pasti disambut meriah. Itu sudah budaya dan rasanya wajar saja kunjungan Pramono karena sebagai capres hal itu harus ia lakukan," ujarnya.
Kemudian, terkait dukungan capres putra daerah yaitu SHS, menurut Gosal, DPD Demokrat Sulut sudah memilih dan semua atas dasar pertimbangan yang terus berlanjut.
"Setahu saya Ketua DPD Demokrat Vicky Lumentut sudah pernah menyatakan lewat pers dukungannya kepada SHS sebagai capres yang memwakili kaum minoritas dan Indonesia Timur. Tapi jika memang ini settingan partai maka sudah jelas jawabannya," tuturnya. (dit)
Anda sedang membaca artikel tentang
Ipar SBY Disambut Meriah, Apa Kata Pengamat Politik Sulut?
Dengan url
http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/12/ipar-sby-disambut-meriah-apa-kata.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ipar SBY Disambut Meriah, Apa Kata Pengamat Politik Sulut?
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ipar SBY Disambut Meriah, Apa Kata Pengamat Politik Sulut?
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar