Indonesia Belum Miliki Data Gigitan Ular Berbisa

Written By Unknown on Senin, 21 Oktober 2013 | 11.35

TRIBUNMANADO.CO.ID - Indonesia belum memiliki data gigitan ular berbisa berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau `World Health Organization` (WHO), kata Kepala Departemen Patologi Klinik FKUI-RSCM Prof Rahajuningsih Dharma Setiabudy di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin.

"Kita berharap Indonesia segera memiliki data jumlah korban gigitan ular berbisa dan kematian," katanya pada seminar `Penatal Aksanaan Terpadu pada Kasus Gigitan Ular dan Komplikasinya`.

Ia mengatakan gigitan ular berbisa bisa menjadikan masalah kesehatan lingkungan yang bersifat darurat, sehingga memerlukan penanganan segera karena dapat mengakibatkan kematian dan kecacatan. Berdasarkan laporan WHO, jumlah kasus gigitan ular berbisa di India sebanyak 2.000.000 per tahun, dengan angka kematian antara 35.000 sampai 50.000 orang.

Di negara Vietnam jumlah korban gigitan ular sekitar 30.000 orang per tahun, di antaranya pekerja di perkebunan karet sejak 1993 sampai 1998. Sedangkan, di Thailand selama 1985-1989 jumlah korban gigitan ular berbisa antara 3.377 sampai 6.038 orang per tahun.

Begitu juga di negara Myanmar, pada 1991 terdapat 14.000 kasus gigitan ular dengan 1.000 kematian. Namun, sayang Indonesia hingga kini belum memiliki data pasti jumlah kasus gigitan ular berbisa. "Semestinya, kita sudah memiliki data pasti jumlah kasus gigitan ular itu dan bisa melaporkan kepada WHO," katanya.

Ia mengatakan angka kematian yang tinggi disebabkan berbagai faktor antara lain mitos bahwa digigit ular dianggap kutukan Tuhan. Faktor lainnya, korban gigitan ular berbisa tidak langsung dibawa ke sarana kesehatan, melainkan pergi ke dukun.

Selain itu juga terbatasnya sarana kesehatan primer yang kurang memadai juga dokter yang kurang paha menangani kasus gigitan ular. Secara garis besar ular di Asia Tenggara, termasuk Indonesia terdapat dua golongan yakni Elapidae dan Viperidae.

Jenis ular dalam family Elapidae adalah King Cobra, Cobra, Kratits, Coral Snakes, dan Sea Snakes. Sementara golongan family Viperidae dibagi dalam dua subgrup yaitu Viperinae dan Crotalinae.

Namun, jenis ular di India terdapat 216 spesies dan sekitar 52 spesies ular berbisa dan mematikan jika tidak segera ditangani medis. Ia menyebutkan, ular berbisa mengandung bermacam-macam komponen meliputi enzim proteolitik, protein non toksin, karbohidrat, lipid, metal, dan nukleotida.

Komponen bisa ular dapat menimbulkan masalah klinis yang berbahaya sehingga segera ditangani medis untuk mendapat pengobatan lanjutan. "Kita berharap warga gigitan ular berbisa segera dibawa ke sarana medis yang memadai diantaranya rumah sakit," katanya.

Sementara itu, Kepala Devisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM Ika Prasetya Wijaya mengakui jumlah kasus gigitan ular di Indonesia belum memiliki data pasti karena sistem perlaporan yang belum memadai. Jumlah kasus gigitan ular di Asia mencapai 4 juta per tahunnya dengan kematian sekitar 100 ribu orang. "Kita memiliki data kematian gigitan ular berbisa hanya 20 orang per tahunnya dan kami mencurigai angka kematian gigitan ular mencapai ribuan orang," katanya.(antara)


Anda sedang membaca artikel tentang

Indonesia Belum Miliki Data Gigitan Ular Berbisa

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/10/indonesia-belum-miliki-data-gigitan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Indonesia Belum Miliki Data Gigitan Ular Berbisa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Indonesia Belum Miliki Data Gigitan Ular Berbisa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger