Sirait: Persoalan Anak di Sulut, Traficking, Ngelem, dan Kejahatan Seksual

Written By Unknown on Rabu, 24 Juli 2013 | 11.37

Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor

TRIBUNMANADO.CO.ID,  MANADO -  Masih banyak anak-anak Indonesia sedang menangis, Perayaan Hari Anak Nasional menjadi pelipur lara, bak sapu tangan yang menyeka air mata anak Indonesia yang tengah menangis.

Hal itu disampaikan Arist Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, didamping Mike Pangkong, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pemprov Sulut, usai perayaan Hari Anak Nasional di Kantor Gubernur, kemarin.

"Sekalipun anak-anak Indonesia, menangis dan lirih hatinya tetapi dengan perayaan di masing-masing provinsi, kita bersama menyiapkan sapu tangan menyeka air mata tangisan anak-anak," katanya kepada Tribun Manado.

Komnas Perlindungan anak mencatat kata Sirait,banyak sekali kejadian menyayat hati anak-anak Indonesia, terutama kejahatan seksual, termasuk di Sulut,

"Pelanggaran hak anak justru dilakukan orang-orang terdekat anak. Anak sekarang ini tidak punya tempat yang nyaman. Tangisan anak ini itulah yang direspon dengan kegiatan perayaan hari anak nasional. Anak-anak membutuhkan pertolongan kita semua. Refleksi hari anak memberikan yang terbaik bagi anak di Sulut," katanya.

Khusus di Sulut, Siarit memaparkan tiga masalah utama, yakni traficking, konsumsi lem (ngelem), dan persetubuhan anak satu darah.

"Ini jadi ancaman di Sulut. Banyak traficking, ngelem, persetubuhan satu darah. Khusus ngelem ada kasus kena radang otak sampai meninggal dunia," sebutnya.

Paling rentan kata Siarait adalah traficking. Komnas Perlindungan Anak mencatat ada tiga kantong daerah yang menjadi sasaran pelaku traficking yakni Minsel, Minut, dan Mitra

"Mereka berasal dari kantong kemiskinan, rentan terkena muslihat dan tipu daya dan sebagainya," kata dia.

Salah satu persoalan mendasar yang terungkap menurut Sirait adanya pemalsuan usia anak. Karena harus memenuhi kebutuhan ekonomi harus mencari kerja di luar daerah. Pemalsuan usia terjadi ketika meminta rekomendasi kepala desa

"Karena memang usia dapat diupgrade dimarkup, 15 jadi 18 jadi 21 itu karena akta kelahiran tak ada, ada pemalsuan umur sehingga ada rekomendasi kepala desa untuk bekerja di luar, itu salah satu faktor anak mudah keluar. Alasannya dipekerjakan tetap, tapi justru menjadi korban traficking pekerja seks komersial," paparnya.

Untuk mencegahnya kata Sirait harus ada akses memperoleh akta kelahiran dengan mudah, ia menilai hal tersebut belum merata. "Maka komnas perlindungan anak. Agar anak-anak terjebak traficking dan segalanya akta kelahiran itu harus diberikan," ujarnya.

Akar persoalan menurut dia tentu masalah kemiskinan, hingga solusinya
harus ada pemberdayaan di desa. "Traficking harus dicegah itu di daerah asal. Apa penyebabnya keluar dari desa, kan bisa terlihat disitu. Apakah karena kemiskinan, apa karena lapangan pekerjaan tidak ada? Atau memang sangat diskriminasi dalam penanganan secara ekonomi itu yang saya lihat disini," katanya.

Solusi yang sekarang terjadi, lanjut Sirait, pencegahan dilakukan hanya mencegat di bandara ataupun pelabuhan, tempat-tempat keluar daerah

"Bukan dicegat di Bandara di pelabuhan, itu hanya kasuistis saja, tapi akar masalah sebenarnya," kata dia.

Selain lampung, makassar, NTB, sulut memang masuk daerah rentan. Padahal di Sulut sejak beberapa tahun silam sudah ada Perda penanganan Traficking, dalam kerangka mengantisipasi, "Tapi Perda itu, belum berjalan baik. Sudah ada perda menjerat para pelaku, tetap ini perlu penengakkan hukum," paparnya.

"Harus sinkron pekerja-pekerja pemerintahan, harus sinkron menangani itu. Polisi kadang mengenakan 'kaca mata kuda' tidak mau repot, harus melakukan penegakan hukum yang intensif," pungkas Sirait. (ryo)


Anda sedang membaca artikel tentang

Sirait: Persoalan Anak di Sulut, Traficking, Ngelem, dan Kejahatan Seksual

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/07/sirait-persoalan-anak-di-sulut.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sirait: Persoalan Anak di Sulut, Traficking, Ngelem, dan Kejahatan Seksual

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sirait: Persoalan Anak di Sulut, Traficking, Ngelem, dan Kejahatan Seksual

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger