Keluh Kesah Pedagang Pasar Ratahan

Written By Unknown on Kamis, 09 Mei 2013 | 11.35

Tribun Manado - Kamis, 9 Mei 2013 07:25 WITA

Laporan Wartawan Tribun Manado Pengasihan Susanto Amisan

 

TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN – Semenjak Minahasa Selatan (Minsel) dimekarkan menjadi daerah otonom baru, menjadi Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), kondisi para pedagang Pasar Ratahan Mitra, makin memprihatinkan.

 

Demikian diungkapkan Pit Rondonuwu, seorang pedagang di pasar tersebut. Turunnya daya beli masyarakat Ratahan dan sekitarnya.

"Kami rasakan setelah adanya pemekaran daerah. Pasar malah sepi pembeli, tidak ramai seperti sebelumnya saat daerah ini belum dimekarkan," ungkapnya kepada tribunmanado, Rabu (8/5/2013).

Menurutnya, akibat sepi pembeli maka menimbulkan sejumlah permasalahan di kalangan para pedagang di Pasar Ratahan.

"Masalah yang paling mendasar saat ini adalah rendahnya daya beli masyarakat," ungkapnya kepada tribunmanado, Kamis (9/5/2013).

 

Menurut dia, sebelum dimekarkan menjadi Minsel, lalu sekarang Mitra, kondisi Pasar Ratahan, dahulunya masih ramai oleh para pembeli. Namun sekarang ini, jumlahnya sudah berkurang.

 

"Pengalaman saya dulu, bahan dagangan seperti rempah-rempah dan sayur-sayuran, biasanya cepat laku, sedangkan sekarang justru terbalik, karena pembelinya sedikit.

Akibatnya tak jarang, kami terpaksa jual dagangan di bawah harga," tutur pedagang yang megaku sudah belasan tahun berjualan di pasar itu.

 

Hal yang sama juga ikut diutarakan Robin On Kindangen, pedagang lainnya, bahwa, semenjak kabupaten sendiri, bukannya makin banyak pembeli, tapi justru berkurang.

"Torang heran, karena waktu belum banyak pegawai di Ratahan, daya beli masyarakat cukup tinggi. Sekarang te, so banyak PNS, justru orang datang berbelanja sedikit," ujarnya.

 

Selain masalah daya beli masyarakat yang rendah, para pedagang pun ikut mengeluhkan fasilitas pasar yang dari dulu hingga sekarang ini, tak perna meningkat.

Seperti yang dikeluhkan

Ibu Marce, seorang pedagang lainnya, bahwa fasilitas pendukung pasar hingga saat ini tak ada peningkatan, misalnya meja berjualan, penataan lokasi berjualan berdasarkan jenis dagangan serta drainase, sehingga tak jarang jika diguyur hujan pasar pun jadi kebanjiran.

 

Berbeda dengan itu, Katili, pedagang lainnya justru menilai pembagian pasar menjadi dua tempat, yakni pasar lama dengan pasar sepanjang ruas jalan depan Masjid Ratahan.

Akibat pembagian pasar menjadi dua tempat, pembeli cenderung hanya berbelanja di satu tempat saja.

"Gara-gara dipisah, orang yang datang belanja, kalau sudah belanja di pasar satu, dia cenderung tak lagi ke pasar lama," keluhnya.

 

Pedagang pun sangat berharap, kiranya calon pemimpin Mitra yang saat ini giat bersosialisasi dapat memikirkan keberadaan mereka, yang tengah berusaha menjari nafkah untuk menghidupi keluarga.

"Torang berharap ada calon pemimpin Mitra yang dapat memperhatikan nasib kami pedagang," pintanya.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Pieter Owu, saat dimintai tanggapannya terkait keluhan dan harapan pedagang.

Ia mengatakan bahwa pihaknya hanya bisa mengupayakan pembenahan hal-hal fasilitas yang dinilai masih kurang atau rusak.

"Prinsipnya kami hanya bisa melakukan perbaikan dan pembenahan pasar. Sedangkan soal pemindahan lokasi pasar, itu domainnya instansi lainnya," jelas Owu. (tos)


Anda sedang membaca artikel tentang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Ratahan

Dengan url

http://dimanadoyodo.blogspot.com/2013/05/keluh-kesah-pedagang-pasar-ratahan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Keluh Kesah Pedagang Pasar Ratahan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Keluh Kesah Pedagang Pasar Ratahan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger